JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus berkomitmen menjaga neraca perdagangan Indonesia berada di jalur positif melalui upaya peningkatan produktivitas UKM yang berorientasi ekspor.
Direktur Pelaksana LPEI Maqin U. Norhadi mengatakan pasca pandemi COVID-19 sektor UKM menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia yang tetap bertahan dalam menyangga kebutuhan rantai pasok yang melibatkan jutaan pekerja.
“Peran LPEI untuk meningkatkan kemampuan pelaku usaha diwujudkan melalui bantuan finansial maupun nonfinansial untuk bisa naik kelas menjadi eksportir unggulan,” ujarnya dalam keterangan pers hari ini, Kamis, 29 Desember.
Maqin menjelaskan, pihaknya telah menyalurkan pembiayaan UKM sebesar Rp666 miliar kepada 100 pelaku usaha yang tersebar di seluruh di Indonesia. Adapun, sektor yang mendominasi adalah produk furniture dengan pangsa sebesar 32 persen dari portofolio.
“Lewat fasilitas pembiayaan ini, LPEI berhasil mengakomodir hambatan-hambatan yang dihadapi pelaku usaha UKM antara lain keberlangsungan usaha, mempertahankan karyawannya,” tutur dia.
BACA JUGA:
Menurut Maqin, setiap Rp1 miliar pembiayaan yang disalurkan menciptakan tambahan nilai konsumsi sebesar Rp2,2 miliar.
“Ini juga mendorong adanya peningkatan nilai ekspor sebesar Rp2 miliar, nilai impor sebesar Rp1,6 miliar, dan pendapatan domestik bruto (PDB) senilai Rp4 miliar,” tegas dia.
Maqin menambahkan, LPEI juga meningkatkan kelas pelaku usaha mikro, kecil dan menengah melalui program perbaikan nonfinansial.
Kata dia, hal itu berupa program pelatihan rintisan eksportir baru dan desa devisa dengan tujuan menghasilkan pemasukan negara dan menghubungkan UMKM lokal melalui marketplace global.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa pertumbuhan ekspor Indonesia pada periode November tercatat sebesar 5,6 persen year on year (yoy). Torahan itu turut mendongkrak neraca perdagangan yang meraih surplus sebesar 5,16 miliar dolar AS.
“Sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah, LPEI siap mendorong ekspor nasional melalui pelatihan dan pembiayaan pelaku usaha agar memiliki daya tahan kuat di tengah kondisi tekanan global saat ini,” tutup dia.