JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kondisi suku bunga perbankan yang kini tengah berada dalam tren peningkatan dinilai masih cukup kondusif dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Hal itu ditegaskan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo ketika memberi keterangan pers kepada awak media usai menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG).
Dalam penjelasannya, Perry menyebut jika dalam pasar uang, suku bunga IndONIA pada 21 Desember 2022 naik 200 basis points (bps) dibandingkan akhir Juli 2022 menjadi sebesar 4,80 persen.
“Ini sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia,” ujarnya secara daring pada Kamis, 22 Desember.
Menurut Perry, imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) tenor jangka pendek meningkat 59 bps, sementara imbal hasil SBN tenor jangka panjang tetap terkendali.
“Kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit lebih terbatas,” imbuhnya.
BACA JUGA:
Adapun, suku bunga deposito satu bulan pada November 2022 tercatat 3,72 persen. Level itu terkerek 83 bps dibandingkan dengan Juli 2022.
Lalu, untuk suku bunga kredit November 2022 tercatat 9,11 persen atau meningkat 17 bps dibandingkan dengan level Juli 2022.
Kata Gubernur BI, kenaikan suku bunga perbankan yang terbatas tersebut dipengaruhi likuiditas yang masih longgar.
“Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong perbankan untuk membentuk suku bunga kredit yang efisien, akomodatif, dan kompetitif yang dapat mendukung pemulihan ekonomi,” tutup Perry Warjiyo.