Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat, 21 Juni 2024 diperkirakan akan bergerak melenah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis, 20 Juni 2024, Kurs rupiah di pasar spot ditutup melemah 0,40 persen di level Rp16.430 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,31 persen ke level harga Rp16.420 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang menunggu lebih banyak petunjuk kebijakan AS, sementara Bank of England (BoE) akan melakukan pertemuan, di mana suku bunga diperkirakan tidak berubah.

Selain BoE, investor juga akan mengamati keputusan bank sentral Swiss dan Norwegia pada hari Kamis untuk menentukan prospek suku bunga global.

"Data pada hari Rabu menunjukkan inflasi Inggris kembali ke target 2 persen untuk pertama kalinya dalam hampir tiga tahun pada bulan Mei, namun tekanan harga yang kuat mengesampingkan penurunan suku bunga menjelang pemilu bulan depan," dikutip Jumat, 21 Juni.

Ibrahim menyampaikan pasar hanya melihat peluang 30 persen untuk penurunan suku bunga di bulan Agustus dan berpikir bahwa langkah pertama kemungkinan besar akan dilakukan pada bulan September atau November.

Adapun pada tingkat makro, investor mencari isyarat baru mengenai kapan Federal Reserve akan memulai siklus pelonggaran kebijakannya setelah bank sentral pada pekan lalu memproyeksikan hanya satu kali penurunan suku bunga pada tahun ini dan para pembuat kebijakan pada pekan ini juga bersikap hati-hati.

Dari sisi internal, Bank Indonesia (BI) kembali mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 20-21 Juni 2024. Sedangkan suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 7 persen.

Keputusan ini konsisten dengan kebijakan moneter pro stabilitas sebagian langkah preemptive dan forward looking untuk pastikan inflasi sesuai sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2024 dan 2025. Kebijakan ini, akan didukung dengan penguatan operasi moneter untuk memperkuat efektivitas stabilitas rupiah dan masuknya aliran modal asing.

Alasan mempertahankan suku bunga, karena Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi global tumbuh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, yakni mencapai 3,2 persen pada 2024, lebih tinggi dari perkiraan awal terutama dengan lebih baiknya pertumbuhan ekonomi di India dan Tiongkok. Walaupun ketidakpastian pasar keuangan global tetap tinggi di tengah prospek perekonomian dunia yang lebih kuat.

Diketahui rupiah kini sudah menembus level Rp16.430. Sementara itu kebijakan makro prudential dan sistem pembayaran tetap progrowth dukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Jumat, 21 Juni 2024 dalam rentang harga Rp16.420 - Rp16.500 per dolar AS.