JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 21 Mei 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin, 20 Mei 2024, Kurs rupiah spot di tutup melemah 0,14 persen ke level Rp15.978 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,01 persen ke level harga Rp15.980 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan data minggu lalu menunjukkan harga konsumen AS untuk bulan April menurun, menyebabkan pasar memperkirakan 50 basis poin (bps), atau setidaknya dua kali penurunan suku bunga tahun ini, namun berbagai pejabat Fed telah memberikan peringatan tentang kapan suku bunga mungkin turun.
Oleh karena itu, Ibrahim menyampaikan para pedagang bertaruh pada pelonggaran sebesar 46 bps pada tahun ini, dan hanya penurunan suku bunga pada bulan November yang sudah diperhitungkan sepenuhnya.
"Fokusnya sekarang adalah pada laporan indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis pada tanggal 31 Mei," jelasnya dalam keterangan resminya, dikutip Selasa, 21 Mei.
Ibrahim menyampaikan pasar juga akan fokus pada risalah pertemuan terakhir The Fed yang dijadwalkan pada hari Rabu. PMI awal untuk zona euro, Jerman, Inggris, dan AS juga akan dirilis minggu ini, bersama dengan daftar pembicara Fed yang lengkap.
Dari sisi internal, Ekonom memperkirakan defisit transaksi berjalan atau urrent account deficit (CAD) Indonesia akan melebar pada kuartal I 2024. Kondisi itu berpeluang terjadi seiring dengan surplus neraca perdagangan yang menyusut.
Neraca transaksi berjalan Indonesia akan mencatatkan defisit 0,40 persen dari PDB pada kuartal I 2024, yang mana pada kuartal I 2023 mengalami surplus sebesar 0,90 persen dari PDB.
Hal ini juga menunjukkan pelebaran dari defisit 0,38 persen dari PDB pada kuartal IV 2023. Pelebaran defisit transaksi berjalan tersebut terutama dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan yang menurun dari 12,11 miliar dolar AS pada Januari-Maret 2023 menjadi 7,41 miliar dolar AS pada Januari-Maret 2024.
Adapun, defisit transaksi berjalan Indonesia pada kuartal IV 2023 yang sedikit meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, masih ditopang oleh surplus neraca perdagangan barang yang meningkat.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), kondisi ini didukung oleh kenaikan ekspor barang sejalan dengan perbaikan permintaan global dan harga komoditas.
Di sisi lain, impor barang meningkat sejalan dengan naiknya kebutuhan masyarakat pada periode Natal dan Tahun Baru. Sementara itu, defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer tercatat lebih tinggi, sejalan dengan peningkatan aktivitas domestik dan pola pembayaran bunga pada periode laporan.
BACA JUGA:
Adapun sepanjang 2023, transaksi berjalan mencatatkan defisit sebesar 1,6 miliar dolar AS atau 0,1 persen dari PDB, setelah membukukan surplus sebesar 13,2 miliar dolar AS atau 1,0 persen dari PDB pada 2022. Defisit transaksi berjalan akan tetap terkendali pada 2024, menjadi 0,75 persen dari PDB.
Ekspektasi ini didorong oleh beberapa faktor, termasuk normalisasi harga komoditas secara bertahap, juga permintaan domestik yang solid sejalan dengan prospek ekonomi domestik yang positif.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa, 21 Mei 2024 dalam rentang harga Rp15.960 - Rp16.030 per dolar AS.