JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 14 Oktober 2024 diperkirakan akan bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menyampaikan indeks dolar AS terlihat sudah naik lagi ke atas level 103, padahal di akhir pekan lalu, masih di kisaran 102.90 an.
"Penguatan dolar AS ini bisa dikaitkan dengan rilis data-data inflasi AS bulan September pekan lalu yang memperlihatkan kondisi inflasi AS yang masih sulit turun sehingga menyurutkan ekspektasi pemangkasan besar lanjutan," ujarnya kepada VOI, Senin, 14 Oktober.
Selain itu, Ariston menyampaikan kondisi Timur-Tengah yang masih panas juga mendorong pelaku pasar mengambil posisi di aset aman seperti emas dan dollar AS.
Menurut Ariston pekan ini, pasar menantikan kebenaran rumor stimulus tambahan dari China. Kebijakan stimulus tambahan China ini bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko termasuk rupiah.
BACA JUGA:
Selain itu, pasar juga menantikan perkembangan ekonomi AS dari data-data manufaktur dan penjualan ritel AS yang akan dirilis untuk mengkonfirmasi arah kebijakan moneter AS ke depan.
Ariston memperkirakan pergerakan rupiah pada Senin, 14 Oktober berpotensi melemah terhadap dolar AS ke arah Rp15.650 dengan potensi support di kisaran Rp15.550.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Jumat, 11 Oktober 2024, Kurs rupiah spot di tutup naik 0,64 persen ke level Rp15.578 per dolar AS. Senada, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup menguat 0,30 persen ke level harga Rp15.609 per dolar AS.