Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai bahwa sektor pangan dalam negeri tetap tumbuh positif, meski dunia dihadapkan pada gejolak geopolitik hingga ancaman resesi ekonomi di tahun 2023 mendatang.

Di Indonesia, lanjut Erick, industri makanan seperti jagung, tebu, dan komoditas lainnya memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan makro ekonomi nasional.

"Dalam situasi global seperti hari ini, pangan adalah salah satu pertumbuhan ekonomi atau bidang usaha yang terus tumbuh. Emang, yang ada di industri makan, pangan produksi jagung, tebu, dan lainnya, ini menjadi suatu pusat pertumbuhan ekonomi," kata Erick dalam acara 'Pemberian NIB bagi Pelaku UMK Perseorangan di Lampung', dilansir dari YouTube Kementerian Investasi, Kamis, 1 Desember.

Erick mencatat, potensi produktivitas pertanian dan perikanan di Indonesia juga sangat besar.

Karena itu, menurut dia, harus dikembangkan agar memberi kesejahteraan bagi petani dan nelayan.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, pangan menjadi instrumen utama untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Apalagi masyarakat kelas menengah pada tahun 2030 akan mencapai sekitar 145 juta jiwa dan angka ini akan terus melanjut. Daya beli meningkat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang membaik, konteks lain artinya perlu pangan," tuturnya.

Karena itu, Erick pun meminta BUMN bersama pihak swasta memanfaatkan infrastruktur pangan di dalam negeri.

Kata dia, kolaborasi itu akan membentuk satu ekosistem yang mampu mendorong kemandirian pangan.

Mantan Bos Inter Milan ini juga membuka peluang untuk semua pelaku usaha dan pakar agar turut membangun ekosistem pangan di Tanah Air.

Pasalnya, membangun ekosistem pangan tidak bisa dilakukan hanya satu stakeholder saja.

"Infrastruktur pangan kita, ID Food kita, ayo bersama-sama BUMN, swasta, UMKM, para penemu riset, adik-adik mahasiswa yang bisa menjadi riset bersama, kita dorong untuk ekonomi kita tumbuh, ekosistem yang bisa digabungkan," jelasnya.