Bagikan:

JAKARTA - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, kekuatan ketahanan pangan tak jauh berbeda dengan kekuatan senjata. Sehingga, Indonesia harusnya memiliki cadangan pangan yang memadai, apalagi menghadapi kondisi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.

Karenanya, Trenggono mengatakan, Kementerian Pertahanan menginginkan peningkatan ketahanan pangan agar Indonesia siap seandainya terjadi penyebaran wabah penyakit seperti COVID-19. Apalagi, COVID-19 tak hanya berdampak pada kesehatan, tapi juga berdampak pada ketahanan ekonomi nasional, termasuk ketahanan pangan.

"Belajar dari sejarah perang, kalau kita miliki senjata tanpa kekuatan cadangan pangan, akan kocar-kacir juga," kata Wahyu dalam keterangan tertulisnya yang dikutip Rabu, 24 Juni.

Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertahanan terus bersinergi dengan instansi terkait antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, serta Kementerian BUMN. 

Kerja sama lintas kementerian ini, punya satu tujuan yaitu mengembangkan kawasan food estate di beberapa tempat termasuk Kalimantan Tengah. Trenggono menjelaskan, food estate ini perlu dibangun agar tanaman pangan bisa dikembangkan.

"Kita harus punya cadangan pangan dan punya lahan tetap untuk tanaman pangan yang dikembangkan. Jadi lahan tersebut tidak boleh berubah fungsi," tegasnya.

Nantinya, ada tiga tanaman pangan utama yang harus dikembangkan dalam rangka pemenuhan ketahanan pangan nasional. Tanaman tersebut adalah tanaman padi, jagung, dan singkong. 

"Tiga tanaman itu, kalau bisa dijalankan dengan lahan yang memadai akan sangat berarti untuk mendukung pertumbuhan ekonomi," ujar Trenggono.

Dia menerangkan, pemerintah tidak melulu menanam padi untuk menghasilkan beras sebagai makanan pokok. Sebab, masih banyak tanaman lain yang lebih mudah dan hasilnya banyak. Tanaman yang dimaksud adalah tanaman singkong dan jagung.

Menurut dia, selain hasilnya bisa dimanfaatkan manusia, dua tanaman ini sisanya masih digunakan untuk menghidupi ternak sapi.

"Bayangkan turunannya itu luar biasa kalau kita jalankan. Misalnya untuk jagung dan singkong, disampingnya, bisa dilanjutkan dengan ternak sapi," pungkasnya.