Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa telah terjadi penurunan stok beras nasional yang menjadi sumber utama cadangan pangan RI.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan situasi ini menimbulkan tekanan tersendiri seiring dengan momentum hari besar keagamaan serta tahun baru 2023.

“Dari faktor supply serta demand, secara umum produksi beras nasional pada kuartal IV akhir tahun ini mengalami koreksi, tepatnya terjadi penurunan produksi di bulan Desember,” ujar dia ketika menggelar konferensi pers pada Kamis, 1 Desember.

Menurut Setianto, situasi tersebut perlu mendapat perhatian besar pemerintah. Pasalnya, komoditas pangan menjadi salah satu sektor penyumbang inflasi yang cukup signifikan. Terlebih, tren inflasi pangan terus naik di tengah mulai melandainya pengaruh kenaikan harga BBM.

Untuk itu Setianto menganjurkan pemerintah, bisa mencari solusi jangka pendek secara cepat, semisal impor, demi memastikan stok beras nasional tetap aman.

“Jadi perlu dipertimbangkan atau terjadi mungkin storage untuk stok beras secara nasional,” tutur dia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, stok beras yang dimiliki Badan Urusan Logistik (Bulog) per 25 November 2022 adalah sebesar 600.000 ton. Angka ini diyakini bakal terus menipis hingga akhir tahun seiring dengan meningkatnya permintaan. Adapun, jumlah ideal stok beras Bulog adalah sebesar 1,2 juta ton pada penutupan 2022.