Bluebird Targetkan Tambah 200 Unit Armada Mobil Listrik di 2023
Foto: Mery Handayani/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan transportasi, PT Blue Bird (Persero) Tbk berencana menambah armada mobil listrik di tahun depan. Perseroan memasang target kepemilikan mobil listrik sebanyak 200 unit.

Rencana tersebut sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mengurangi emisi dan limbah gas buang hingga 50 persen pada 2030.

Direktur Utama PT Blue Bird Sigit Djokosoetono mengatakan penambahan armada mobil listrik di tahun depan akan memperhitungkan berapa banyak kebutuhan, besaran belanja modal, hingga harga mobil listrik yang masih mahal.

Saat ini, lanjut Sigit, mobil listrik yang dimiliki Bluebird sebanyak 100 unit termasuk yang dikirim ke Bali untuk mendukung gelaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

"Tahun depan kami akan nambah dengan mempertimbangkan tadi jumlah EV berapa harganya. Kita rencanakan paling tidak 200 kendaraan EV yang kami tambahkan tahun depan, tetapi tentu kami lihat capex-nya, tipe kendaraannya," katanya dalam konferensi pers, di Kantor Bluebird Group, Jakarta, Kamis, 10 November.

Sigit menjelaskan selain fokus pada transformasi bisnisnya, perseroan berkomitmen mewujudkan Visi Keberlanjutan Bluebird 50/30 untuk mengurangi dampak emisi dan gas buang operasional hingga 50 persen pada 2030.

"Komitmen ini juga akan menjadi landasan keberlanjutan bisnis Perseroan yang ditopang melalui tiga pilar keberlanjutan, yakni BlueLife, BlueSky dan BlueCorps yang diimplementasikan dalam strategi bisnis perseroan," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto Djokosoetono mengatakan harga EV saat ini berkisar 3,5-4 kali lipat dari harga kendaraan konvensional. Diyakini, harga EV akan berada dalam tren turun ke depannya.

"Kita harapkan akan turun terus secara rasio. Karena (kendaraan) internal combustion engine (ICE) naik. Mudah-mudahan (harga kendaraan) EV turun," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Andre ini menjelaskan pada awal 2020 sebenarnya harga mobil listrik sudah mulai turun tetapi terjadi kendala rantai pasok global sehingga harganya melejit.

"Jadi harga semua kendaraan naik, tapi dengan harga BBM sekarang lebih tinggi sebenarnaya semakin baik untuk konversi," tuturnya.