Bangun Gudang Baru di Cikarang, Rajawali Nusindo Anggota BUMN Pangan ID FOOD Targetkan Pendapatan Rp4,5 Triliun
Peluncuran logo ID FOOD. (Foto: Mery Handayani/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - PT Rajawali Nusindo sebagai member of ID FOOD meresmikan gudang pusat yang terletak di Kawasan Industri GIIC (Greenland International Industrial Center) Kota Deltamas, Jl Cempaka 1 Blok CD No 6, Desa Pasir Ranji, Cikarang Pusat. Penambahan gudang baru tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja operasional perusahaan.

Adapun Gudang Pusat Rajawali Nusindo ini berdiri di atas lahan seluas 8.044 M2 serta dilengkapi dengan fasilitas Mess untuk karyawan yang berjumlah 25 orang.

Direktur PT Rajawali Nusindo Iskak Putra menyampaikan, pihaknya memasang target pendapatan penjualan Rp4,5 triliun pada tahun ini. Hal ini sejalan dengan berkembangnya bisnis di bidang pangan maupun non pangan.

"Tahun 2022, Rajawali Nusindo telah mencanangkan target pendapatan penjualan sebesar Rp4,5 triliun," ucapnya.

Untuk mencapai target tersebut, kata Iskak, Rajawali Nusindo selalu berinovasi dengan pengembangan sumber daya manusia (SDM), pengembangan infrastruktur dan peningkatan sistem teknologi informasi yang berbasis web.

"Salah satu sistem teknologi informasi yang saat ini dikembangkan oleh internal IT adalah sistem MONAS (Monitoring Nusindo National) yang merupakan sistem monitoring data omset yang terintegrasi dengan DTMS (core aplikasi Rajawali Nusindo)," ucapnya.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam distribusi dan trading baik produk food dan non food, kata Iskak, Rajawali Nusindo akan selalu mengedepankan kualitas mutu dan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan bagi para stakeholder kami.

Sekadar informasi, PT Rajawali Nusindo merupakan member of ID FOOD. Pada tahun 2004, Nusindo spin-off dari induknya, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID FOOD menjadi entitas sendiri, dan hingga 2021 yang lalu berhasil membukukan omset sekitar Rp4,2 triliun.

Iskak juga mengatakan seiring dengan berkembangnya bisnis di bidang pangan maupun non pangan, maka manajemen memandang perlu untuk melakukan perbaikan infrastruktur dengan membangun gudang yang lebih luas dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis kedepannya.

Selain fasilitas infrastruktur, gudang ini juga telah menggunakan Warehouse Management System yang memiliki keunggulan antara lain yakni mempermudah proses penerimaan barang dengan sistem barcode, Meningkatkan ketelitian penerimaan barang hingga ke batch, serial number dan expired date barang.

Kemudian juga mempermudah controlling penempatan barang di rak, berjalannya sistem First In First Out (FIFO) pada saat pengeluaran barang, mempermudah tracking lokasi barang, mempermudah mendapatkan stok terkini (real stock) yang akurat, dan mempermudah control stok barang yang mendekati ED.

"Juga mempermudah control stok barang slow moving dan death moving, dan meminimalisir kesalahan penerimaan dan pengiriman barang karena menggunakan sistem barcode serta mempermudah stok opname gudang karena dapat dilakukan kapan saja," katanya, dalam keterangan tertulis dikutip Jumat, 24 Juni.

Iskak juga mengatakan perusahaan memiliki jaringan operasional sebanyak 43 cabang yang tersebar dari Aceh sampai Papua, didukung oleh lebih dari 1.700 karyawan yang kompeten serta memiliki lebih dari 60 mitra kerja di dalam maupun diluar negeri dengan sertifikasi CDOB dan CDAKB yang diperoleh.