Bagikan:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) tidak memungkiri jika dalam masa pandemi Indonesia mendapat keuntungan tersendiri dari fenomena ‘durian runtuh’ di tengah melambungnya harga komoditas ekspor unggulan seperti batu bara dan minyak sawit.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan efek windfall tersebut kini melebar ke sektor lain dan membawa andil besar dalam pembentukan produk domestik nasional (PDB).

“Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) melonjak cukup signifikan yang berpengaruh pada aktivitas sektor jasa Indonesia,” ujarnya ketika memberi pemaparan kepada awak media pada Senin, 7 November.

Menurut Margo, kondisi ini jelas memberi kontribusi tersendiri dan mendukung pendapatan sektor komoditas yang selama ini diperoleh RI meski memang telah terjadi tren penurunan.

Windfall ekspor masih berlanjut namun cenderung melemah akibat beberapa komoditas global yang lebih kompetitif serta kurs transaksi beli rupiah terhadap dolar AS yang melemah,” tuturnya.

Data BPS menyebutkan bahwa jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama pada September 2022 mencapai 538.3200 kunjungan. Angka itu melesat 10.768 persen dibandingkan dengan kondisi September 2021.

Secara tahun berjalan dari Januari hingga September 2022, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 2,27 juta kunjungan atau naik 2.530 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama 2021

Adapun, untuk tahun ini wisatawan paling banyak berasal dari Australia dengan porsi 16,7 persen. Diikuti kemudian oleh Singapura 12,4 persen, Malaysia 9,3 persen, India 6,4 persen, Inggris 4,5 persen.

Sementara dari China hanya menempati posisi kesembilan dengan kontribusi 2,9 persen sebanyak 15.400 kunjungan.

“Jumlah wisman yang melonjak signifikan seiring dengan kebijakan kemudahan imigrasi khusus wisata sehingga mendorong mendorong pertumbuhan ekspor dan jasa,” tutup Margo.