Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani disebutkan telah berhasil menggalang dukungan dari Organization of Economic Co-operation and Development (OECD) untuk bisa menyukseskan agenda prioritas Presidensi G20.

Hal tersebut mencuat usai Menkeu mengadakan pertemuan bilateral dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) OECD Mathias Cormann beberapa waktu lalu.

“Pertemuan ini membahas kerangka kerja inklusif untuk Pendekatan Mitigasi Karbon (IFCMA) dalam rangka pertukaran informasi multilateral untuk mencapai zero net emissions, serta dukungan OECD untuk Indonesia dalam agenda prioritas G20 dan pemulihan ekonomi pascapandemi,” ujarnya dalam laman resmi, Kamis, 20 Oktober.

Menurut Menkeu, Indonesia adalah mitra utama OECD pertama yang menandatangani Kerangka Perjanjian Kerjasama atau Framework Cooperation Agreement (FCA) 2012-2017 pada 27 September 2012.

“Begitu banyak program kerjasama yang telah dilaksanakan bersama dengan OECD dan tentunya banyak manfaat pula yang diperoleh khususnya bagi pemerintah Indonesia,” tuturnya.

Oleh karena itu bendahara berharap agar Indonesia dan OECD dapat terus menjalin kerja sama dengan baik bahkan lebih erat di masa mendatang.

“Tentu kita semua berharap pembahasan pendekatan mitigasi karbon hingga dukungan OECD untuk Indonesia capai pemulihan pascapandemi bisa menjadi solusi tersendiri di tengah tantangan global saat ini,” tegas dia.

Sebagai informasi, Presidensi G20 Indonesia tahun ini mengusung tiga fokus agenda utama, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi yang berkelanjutan.

Adapun forum G20 digunakan sebagai ajang untuk berdiskusi dan berkoordinasi mengenai kebijakan makro dalam lingkup global.

Forum G20 diyakini berperan strategis untuk mendorong perkembangan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan inklusif.