Bagikan:

JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan mobilitas yang bisa mendukung konsumsi domestik akan menjadi salah satu kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023.

"Kuncinya adalah mobilitas jangan diganggu, artinya COVID bisa kita atasi," kata Dody saat di sela Pertemuan IMF-WB di Washington DC, AS, dikutip dari Antara, Sabtu 15 Oktober.

Ia memastikan mobilitas manusia maupun barang yang bisa mendorong kegiatan perekonomian kembali normal pada 2023, sehingga dapat berpengaruh tidak hanya kepada kinerja konsumsi, tetapi juga investasi.

Selain itu, lanjut dia, sumber perekonomian seperti konsumsi maupun investasi juga akan terbantu likuiditas besar di sektor perbankan yang bisa menjadi basis pembiayaan baru.

Namun, Dody menilai kinerja ekspor tidak tumbuh optimal seperti di 2021 dan 2022, meski ekspor komoditas masih menjadi primadona serta adanya penguatan industri hilirisasi atau olahan barang hasil mineral yang berorientasi ekspor.

"Mungkin saja ekspor kita tidak sebesar 2021 dan 2022, tetapi akan tergantikan oleh domestic demand," kata Dody.

Sebelumnya, laporan World Economic Outlook (WEO) IMF terbaru memperkirakan perekonomian global pada kisaran 3,2 persen pada 2022, dan melambat hingga 2,7 persen di 2023, atau menurun 0,2 persen dibandingkan outlook pada Juli 2022.

Meski perekonomian dunia melambat dan terancam resesi, IMF memperkirakan Indonesia masih bisa tumbuh pada kisaran lima persen pada 2023 atau sedikit menurun dari 5,3 persen pada 2022.

Proyeksi ini juga sejalan dengan outlook BI yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 berada di sasaran 4,6-5,3 persen.