JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyatakan optimistis bahwa pemberdayaan ekonomi kerakyatan yang diwujudkan dalam bentuk UMKM bakal memperkuat kebangkitan ekonomi Indonesia di tengah banyaknya tantangan global saat ini.
"Untuk bangkit dan menjadi kuat dari tantangan ekonomi global saat ini, semua sepakat bahwa kerjasama multipihak yang inklusif di tingkat global wajib menyentuh UMKM, karena UMKM tidak lain adalah wirausahawan muda, perempuan, dan pelaku usaha ultra mikro di level akar rumput," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam rilisnya, dikutip dari Antara, Selasa 4 Oktober.
Dengan demikian, menurut Arsjad Rasjid, pemberdayaan ekonomi kerakyatan merupakan salah satu jalan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah tantangan ekonomi global.
Ia mengemukakan sebagai mitra yang selalu mendukung pemerintah, Kadin telah melakukan berbagai upaya demi mendorong ekonomi kerakyatan agar dapat tumbuh secara inovatif, inklusif, dan kolaboratif.
Arsjad menjelaskan pada level nasional semua pihak terkait harus lebih kuat dalam bersinergi mendukung UMKM sebagai tulang punggung ekonomi untuk bertumbuh dan berkembang.
Ia mengingatkan bahwa momentum G20 yang tahun ini digelar di Indonesia, dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan tersebut.
"Momentum tersebut diperkuat dengan posisi Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan negara-negara G20, yang bakal memutuskan sejumlah agenda ekonomi dunia sejalan dengan wajah Indonesia sebagai representatif negara berkembang," katanya.
Arsjad mengatakan pihaknya optimis Indonesia dapat menjaga pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, momentum pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua yang mencapai sekitar 5,44 persen, merupakan cerminan dari geliat kebangkitan dan ketahanan ekonomi nasional di hadapan tantangan pandemi dan gejolak ekonomi global.
Kadin Indonesia, ujar dia, telah melakukan sejumlah langkah inovatif dalam mendorong UMKM dapat naik kelas, dan menjadi penopang kesejahteraan rakyat, seperti melalui jaringan kemitraan, KADIN Indonesia sudah merealisasikan berbagai proyek berbasis pendampingan yang melekat atau kemitraan inclusive-closed loop.
"Pendampingan tersebut antara lain telah dilakukan di Garut, Jawa Barat. Kelompok petani hortikultura yang mendapat pendampingan, mengalami peningkatan produktivitas mencapai 12 hingga 15 persen. Peningkatan produktivitas juga berdampak pada peningkatan keuntungan, yang mencapai sekitar 27 persen dibandingkan sebelum pendampingan," katanya.
BACA JUGA:
Selain itu, Kadin Indonesia juga melakukan pendampingan terhadap kelompok petani cabai di Ciawi, Bogor, Jawa Barat.
Menurut Arsjad Rasjid, dengan pendampingan intensif menggunakan teknologi, terjadi ekspansi penanaman lima kali, dari satu hektar menjadi lima hektar dan menghasilkan kenaikan pemasaran dua kali lipat. Keuntungan petani yang semula mencapai Rp30 juta per hektare meningkat menjadi Rp60 juta per hektare.
“Untuk mendorong terjadinya kolaborasi inklusif serupa, Kadin Indonesia menghadirkan inovasi Wiki-Wirausaha, yaitu platform yang menjembatani terjadinya kemitraan antara pelaku UMKM, para pengusaha, dan lembaga atau institusi keuangan yang siap membantu UMKM untuk naik kelas," katanya.