JAKARTA - Perusahaan BUMN pada klaster energi, farmasi, dan minerba menjadi penyumbang peningkatan pendapatan BUMN tahun 2021 yang mencapai Rp2.292,5 triliun atau naik 18,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Deputi Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely dalam penyampaian Sosialisasi Laporan Kinerja Konsolidasian BUMN 2022 mengatakan, meningkatnya pendapatan BUMN tersebut dikontribusikan oleh meningkatnya volume penjualan produk BUMN klaster energi.
"Klaster energi yang menyumbang karena peningkatan volume penjualan. Karena tahun 2020 seperti kita tahu volume penjualan menurun signifikan karena penguncian (lockdown)," kata Nawal Nely dikutip dari Antara, Rabu, 28 September.
Pendapatan seluruh BUMN tumbuh dari Rp1.920 triliun pada 2020 menjadi Rp2.292,5 triliun di 2021 atau meningkat 18,8 persen secara tahunan. Hal itu disebabkan pertumbuhan penjualan yang komponen paling besar ditopang oleh pendapatan keuangan.
Selain klaster energi, peningkatan pendapatan pada 2021 juga dikontribusikan oleh klaster farmasi yaitu melalui upaya penanganan Covid-19 melalui vaksinasi, pencegahan, dan obat-obatan.
Nawal Nely juga menyebut BUMN klaster minerba juga menyumbang salah satu pendapatan terbesar melalui penjualan produk hilirisasi hasil tambang.
Margin EBITDA BUMN juga mengalami peningkatan menjadi 20,4 persen di tahun 2021 dibandingkan tahun sebelumnya yang disebabkan perbaikan efisiensi pada beban operasional tidak langsung.
Selain itu, restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman pada tahun 2021 mengakibatkan penurunan beban bunga konsolidasi dari semula Rp91,5 triliun di tahun 2020 menjadi Rp73,5 triliun di tahun 2021.
Pertumbuhan penjualan, perbaikan margin operasi, penurunan beban bunga akibat restrukturisasi dan penurunan kerugian kurs, pada akhirnya memberikan kontribusi positif yang mengakibatkan laba bersih tahun 2021 meningkat menjadi Rp124,7 triliun atau naik 838,2 persen dibandingkan tahun 2020 yang sebesar Rp13,3 triliun.
BACA JUGA:
Dari total aset 92 BUMN juga mengalami peningkatan 8 persen dari Rp8.331 triliun pada 2020 menjadi Rp8.976 triliun pada 2021.
Lima perusahaan BUMN dengan aset terbesar saat ini yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Telkom, PLN, dan Pertamina.
"Top five kita Mandiri, BRI, Telkom, PLN, dan Pertamina dari segi komposisi aset," kata dia.