JAKARTA - Perusahaan farmasi pelat merah PT Indofarma Tbk seperti mendapat anomali dari pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia. Di tengah bencana nasional itu, Indofarma mendapat 'berkah' dari bisnis kesehatan yang digelutinya.
Salah satu berkah, yakni permintaan alat kesehatan (alkes) kepada Indofarma mengalami peningkatan. Direktur Keuangan Indofarma Herry Triyatno menyebutkan, peningkatan pemesanan alkes tersebut utamanya terjadi pada semester pertama tahun ini. Ia menyebutkan, pemesanan itu datang dari perusahaan swasta maupun BUMN.
Indofarma juga akan menjadi distributor dari vaksin virus corona atau COVID-19 yang akan diproduksi oleh induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) yang tengah bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd untuk pengembangan vaksin virus yang telah menyebar ke seluruh dunia tersebut.
BACA JUGA:
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan, rencananya, uji klinis fase tiga akan dilakukan induk Holding BUMN Farmasi itu pada Juli 2020. Arief mengungkapkan, Indofarma nantinya akan bekerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk dalam pendistribusian vaksin.
"Distribusi akan dilakukan setelah Bio Farma sudah memasuki tahap produksi massal dari vaksin COVID-19 yang diperkirakan Maret atau Mei 2021," ujar Arief kepada VOI, Selasa 21 Juli.
Dengan beragam capaian positif tersebut, Indofarma optimis akan mengantongi pendapatan Rp1,645 triliun di akhir 2020 dengan perolehan laba Rp30 miliar.
Saham emiten berkode INAF pun melonjak cukup signifikan dan menjadi saham dengan penguatan tertinggi hari ini. Saham Indofarma pada penutupan Selasa 20 Juli tercatat menguat 24,90 persen atau 300 poin dibanding penutupan hari sebelumnya, ke level Rp1,505.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada kepada VOI mengatakan, pelaku pasar merespon positif tentang pemberitaan mengenai progres vaksin COVID-19, yang nantinya akan didistribusikan oleh Indofarma ketika sudah ada di Tanah Air.
Meski demikian, lanjut Reza, ketika vaksin sudah sampai ke Indonesia, harus ada uji coba terlebuh dahulu dan bersertifikasi halal. Menurutnya, masih ada sejumlah proses sampai vaksin itu benar-benar siap diedarkan dan dikonsumsi.