Bagikan:

JAKARTA -  Laba operasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) meningkat di tengah situasi pandemi COVID-19. Pada kuartal I 2020 perseroan mencatat kenaikan di pos laba operasi sebesar 87,94 persen menjadi Rp160,836 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp85,577 miliar.

Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo mengatakan, kinerja perseroan di kuartal I 2020 sebagian besar disumbang oleh penjualan suplemen dan masker yang sempat melejit. Menurut Verdi, masyarakat sempat melakukan pembelian besaran-besaran atau panic buying karena pandemi COVID-19 yang baru terasa pada bulan Maret-April, saat kasus pertama COVID-19 diumumkan di Indonesia.

"Jadi di kuartal I 2020 yang meng-generate pendapatan Kimia Farma Group adalah ada dua sektor kami, yaitu di ritel dan distribusi. Sedangkan produknya, pada saat kuartal I itu skalanya masih umum karena puncak orang panic buying-nya itu pada bulan Maret-April," tutunya, dalam video conference bersama wartawan, Rabu, 29 Juli.

Ringkasan kinerja Kimia Farma di kuartal I 2020. (Dok. Kimia Farma)

Verdi menjelaskan, dari sisi pendapatan, perseroan mengalami kenaikan 32,37 persen, dari Rp1,81 triliun di kuartal I 2019 menjadi Rp2,40 triliun di kuartal I 2020. Sedangkan Ebitda meningkat 85,37 persen dari Rp133,20 miliar menjadi Rp246,92 miliar.

Liabilitas perseroan pada kuartal I-2020 yaitu Rp10,2 triliun atau meningkat 14,29 persen dari kuartal yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp8,9 triliun. Sedangkan, dari sisi ekuitas, di kuartal I 2020 tercatat Rp6,98 triliun. Posisi tersebut meningkat 157,82 persen dari kuartal I tahun lalu sebesar Rp2,70 triliun. 

Sementara itu, Vendi menjelaskan, untuk total aset hingga kuartal I 2020 tercatat mencapai Rp17,19 triliun. Posisi tersebut meningkat 47,67 persen dari posisi satu tahun sebelumnya yang sebesar Rp11,64 triliun. Peningkatan aset tersebut berasal dari revaluasi aset di 2019.

"Total aset meningkat, kontribusi terbesar adalah peningkatan total aset berasal dari revaluasi aset kelompok tanah dengan peningkatan nilai aset tanah sebesar Rp5,3 triliun ketika di 2019," ucapnya.

Di sisi lain, Verdi menyatakan Kimia Farma siap berperan sebagai distributor terkait keterlibatannya dalam proses produksi vaksin COVID-19 yang merupakan kerja sama antara perusahaan asal China Sinovac Biotech Ltd. dengan perusahaan holding BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero).

Apalagi, Kimia Farma dan Indofarma memiliki jaringan distribusi di seluruh Indonesia. "Mekanisme seperti apa nanti berkoordinasi dengan pemerintah khususnya holding BUMN farmasi, Kementerian BUMN, dan Kementerian Kesehatan," tutup Verdi.