JAKARTA - PT Indofarma Tbk akan menjadi distributor dari vaksin virus corona atau COVID-19 yang akan diproduksi oleh induk Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma (Persero) yang tengah bekerja sama dengan Sinovac Biotech Ltd untuk pengembangan vaksin virus yang telah menyebar ke seluruh dunia tersebut.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan, rencananya, uji klinis fase tiga akan dilakukan induk Holding BUMN Farmasi itu pada Juli 2020. Arief mengungkapkan, Indofarma nantinya akan bekerja sama dengan PT Kimia Farma Tbk dalam pendistribusian vaksin.
"Distribusi akan dilakukan setelah Bio Farma sudah memasuki tahap produksi massal dari vaksin COVID-19 yang diperkirakan Maret atau Mei 2021," ujar Arief kepada VOI, Selasa 21 Juli.
Dan apabila produksi terealisasi, maka distribusi akan mulai dilakukan pada bulan yang sama. Arief mengatakan, pembagian distribusi antara Indofarma dan Kimia Farma dilakukan dengan besaran porsi 50:50.
"Wilayah distribusi adalah ke seluruh Indonesia," tuturnya.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Bio Farma memang diberi kepercayaan untuk melakukan uji klinis vaksin Sinovac oleh lembaga farmasi internasional. Dari uji coba akan dilihat apakah vaksin tersebut cocok dengan COVID-19 yang saat ini beredar di Indonesia.
BACA JUGA:
"Bio Farma memang posisinya sudah terkenal di kalangan internasional dianggap mampu melakukan pembuatan dan uji klinis. Jangan heran kalau Bio Farma memang dipercaya beberapa negara untuk diikutsertakan," ujar Arya.
Vaksin Sinovac akan diuji coba oleh Bio Farma yang bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes). Tiga institusi ini yang akan mempersiapkan uji klinis tahap tiga tersebut.
Bio Farma juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengedarkan vaksin tersebut. Rencananya, vaksin dari Sinovac ini akan mendapat izin edar di Indonesia pada awal 2021.