Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komite Kebijakan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengingatkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan meski vaksin COVID-19 hasil kerja sama PT Bio Farma dengan perusahaan biofarmasi Sinovac, China, bakal beredar di awal tahun 2021.

"Vaksin ini kita pastikan akan ada tapi saya mohon masyarakat juga berdisiplin supaya kita bisa terus mengantisipasi (terjadinya penularan COVID-19, red)," kata Erick dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 21 Juli.

Masyarakat, sambungnya, tetap harus menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menerapkan protokol kesehatan lain untuk mencegah terjadinya penularan COVID-19.

Apalagi, meski angka penyembuhan terus meningkat namun angka penambahan kasus positif COVID-19 masih terus terjadi di tengah masyarakat.

"Jangan juga masyarakat berasumsi ketika ada suasana yang positif apakah vaksin atau penyembuhan meningkat, sudah waktunya kita hidup normal seperti yang dulu. Bukan," tegas Menteri BUMN ini.

Sebelumnya, Indonesia akan segera melaksanakan uji klinis tahap ketiga terhadap vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma tersebut. Dalam pelaksanaannya, perusahaan pelat merah ini bekerja sama dengan Universitas Padjajaran dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) dan bakal disuntikkan kepada 1.620 relawan.

Menurut, Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, perusahaannya akan menyiapkan produksi vaksin hingga 100 hingga 250 juta dosis per tahun ke depannya. 

"Tapi untuk tahap pertama, sesuai dengan target uji klinis pertama pada Januari dan izin edarnya keluar kami menargetkan selesai sekitar 40 juta dosis per tahun," ujarnya dalam konferensi yang sama.

Untuk mempercepat proses izin edar, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bakal turut mendampingi proses uji klinis tahap tiga tersebut. "Kami akan mendampingi proses uji klinis ini sehingga ada percepatan dalam pemberian izin edarnya," ujar Kepala BPOM Penny Lukito.