Sabar Ya <i>Guys</i>, Dolar Lagi Perkasa Buat Rupiah jadi Merana
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Nilai tukar rupiah diketahui tengah menghadapi tren pelemahan atas mata uang asing, utamanya dolar AS, dalam satu pekan belakangan ini.

Dalam pembukaan pagi tadi, rupiah melemah 18 poin atau 0,12 persen menjadi Rp15.148 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.130 per dolar AS di penutupan kemarin.

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, kondisi itu tidak lepas dari peran penting bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) yang secara agresif mengerek tingkat suku bunga acuan.

“Dolar indeks mengalami penguatan hingga level 110. Untuk itu, jika dolar menguat berarti lawan currency yang lain, terutama mata uang negara emerging, pasti mengalami depresiasi. Sehingga, makin kuat dolar saat ini maka lawannya makin melemah,” ujar dia saat memberi keterangan kepada wartawan pada Senin, 26 September.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter di Tanah Air tercatat sudah mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) dalam dua bulan terakhir menjadi 4,25 persen. Upaya itu dimaksudkan untuk bisa menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali dan berada pada kisaran fundamental yang diinginkan.

Akan tetapi, level psikologis Rp15.000 per dolar AS nampaknya tidak bisa dibendung dan berpotensi menjadi tingkat acuan baru nilai tukar rupiah.

“Tekanan pasar keuangan global sempat mereda memasuki pertengahan Agustus 2022 seiring dengan rilis inflasi AS untuk periode Juli 2022 yang lebih rendah dibanding bulan sebelumnya,” tuturnya.

“Akan tetapi memasuki akhir Agustus hingga awal September 2022, tekanan kembali meningkat pasca rilis sejumlah purchasing manager index (PMI) manufaktur yang mengalami pelemahan. Lalu ada juga ancaman krisis energi Eropa yang semakin meningkat serta hawkish stance dari The Fed,” tegas Menkeu Sri Mulyani.