Bagikan:

JAKARTA - PT Anson Esindo Lestari (Anson Company) menandatangani kerja sama dengan PT Alpine Cool Utama (Alpine) guna penyediaan rantai pendingin di Indonesia. Kerja sama senilai Rp100 miliar tersebut, diwujudkan dalam bentuk Rp60 miliar untuk purchase order (PO) dan Rp40 miliar berupa letter of intent (LoI) untuk penyediaan integrated refrigeration system kepada Anson.

CEO Anson Dennis Rendiwinata mengatakan, kerja sama yang bersifat strategis ini berlangsung hingga akhir 2024, untuk penyediaan 10.000 cold storage pallet atau rantai pendingin di berbagai lokasi.

Kemudian, revitalisasi pabrik pengolahan perikanan di Sungailiat, Bangka Belitung, ekspansi proyek tube ice di Jakarta sebesar 60 ton yang akan dikembangkan ke daerah lainnya seperti Bangka Belitung, Palembang, Balikpapan, Bali, dan Lampung.

Selain itu, meningkatkan kapasitas pabrik block ice di lokasi yang sama dari saat ini sebesar 214 ton per hari menjadi 500 ton per hari sampai dengan 2024.

"Kami optimistis kerja sama ini akan memperluas pangsa pasar dan bisnis rantai pendingin, dan menjadikan kami sebagai solusi bagi customer (B2C) maupun pemain industri dalam pasar pendingin di Indonesia (B2B)," kata Dennis dikutip Antara, Minggu  25 September.

Data Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menyebutkan target dari pelaku industri rantai dingin tahun ini mencapai 35 persen year on year (yoy) atau 109.000 ton (2021) menjadi 150.000 ton (2022).

Sebelumnya, realisasi pertumbuhan industri rantai pasok dingin di 2020-2021 mencapai 9 persen (98.000-109.000 ton) dan target awalnya 120.000 ton. Sepanjang kuartal I 2022, kontrak instalasi rantai dingin sudah menyentuh 40.000 ton dan ini menjadi dasar keyakinan ARPI akan peningkatan target pertumbuhan 35 persen di tahun ini.

Faktor pemicu pertumbuhan logistik rantai dingin di 2022 adalah tingginya tren pengiriman makanan olahan beku serta kebutuhan penyimpanan untuk distribusi vaksin COVID-19 dosis ketiga (booster). Permintaan instalasi rantai dingin di luar Pulau Jawa juga bermunculan.