Menko Airlangga <i>Pede</i> Ekonomi Tumbuh Tinggi Meski Harga BBM Naik
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (Foto: Dok. Kemenko Perekonomian)

Bagikan:

JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme pemulihan ekonomi nasional terus berlanjut.

Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 bisa mencapai 5,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Disebutkan bahwa proyeksi itu bakal menggenapkan realisasi growth produk domestik bruto (PDB) di atas 5 persen selama tiga kali berturut-turut serta melampaui pertumbuhan global.

“Meski saat ini masih dibayangi dengan ketidakpastian global, pemerintah yakin perekonomian Indonesia tetap mampu tumbuh impresif dan resilien,” ujarnya tengah pekan ini.

Airlangga menambahkan, dari sisi inflasi pada Agustus 2022 tercatat sebesar 4,69 persen dan telah mengalami perbaikan dibandingkan tingkat inflasi Juli 2022 yang sebesar 4,94 persen. Keberhasilan menekan angka inflasi volatile food menjadi salah satu faktor penurunan tingkat inflasi.

“Seiring upaya TPIP dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah) dalam melakukan extra effort pengendalian inflasi, kita akan terus menekan inflasi volatile food agar dapat mencapai komitmen sebesar 3 persen hingga 5 persen,” tuturnya.

Lebih lanjut, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Airlangga mengungkapkan jika respon pemerintah terhadap penyesuaian harga BBM pada awal September ini yaitu dengan memberikan tiga jenis tambahan bantalan sosial dengan total anggaran sebesar Rp24,17 triliun.

Adapun, bantalan sosial itu meliputi bantuan langsung tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU), dan penggunaan 2 persen dana transfer umum (DTU) oleh pemerintah daerah untuk membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek, nelayan, serta memberikan perlinsos tambahan.

“Pemberian berbagai bantalan sosial ini diharapkan dapat melindungi daya beli masyarakat dari tekanan kenaikan harga global dan juga mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Selain itu, kami terus memonitor pergerakan harga komoditas pangan agar dapat segera melakukan antisipasi apabila terjadi lonjakan harga, serta menjaga rantai pasok terutama komoditas pangan,” tutup Menko Airlangga.