JAKARTA - Indonesia, Malaysia, dan Thailand disebutkan telah mencapai kesepakatan terbaru untuk bahu-membahu dalam meningkatkan perekonomian di subregional tersebut sekaligus mendukung tumbuh dan berkembangnya wilayah ASEAN.
Ketiga negara tersebut menyampaikan pernyataan bersama yang berisikan tekad dan upaya untuk menghadapi dinamika geopolitik dunia serta bersama-sama menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi di subregional tersebut.
Pernyataan bersama itu merupakan hasil dari Pertemuan Tingkat Menteri ke-8 Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) yang berlangsung pada 15-16 September di Phuket, Thailand.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan salah satu poin dalam pernyataan tersebut adalah bahwa semua negara mendukung Cetak Biru Implementasi (IB) IMT-GT 2022-2026 sebagai pedoman kerja sama subregional dalam lima tahun ke depan.
Menurut dia, IMT-GT akan menerapkan kerangka kerja strategis dari semua area fokus, yaitu pendekatan yang berpusat pada koridor untuk integrasi regional, pertumbuhan yang didorong oleh sektor swasta, pengaturan kelembagaan yang sangat responsif, pertumbuhan inklusif, dan mengadopsi ekonomi hijau, biru, dan sirkular.
“IB IMT-GT 2022-2026 merupakan Kompas untuk mencapai Visi 2036 dari subregional ini,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Senin, 19 September.
Menperin menambahkan, IMT-GT menyadari sepenuhnya tantangan yang timbul dari dinamika geopolitik dunia dapat mengganggu proses pemulihan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, forum mengimbau untuk tetap solid dalam mengatasi tantangan tersebut.
“Di sektor pariwisata kami menyerukan upaya bersama para pemangku kepentingan untuk terus menghidupkan kembali pembangunan sosial dan ekonomi di subregional ini,” tutur dia.
BACA JUGA:
Kemudian untuk sektor ketahanan pangan masyarakat, forum juga mendorong kolaborasi lintas sektoral untuk mengurangi kerugian pasca panen, mengurangi limbah makanan dan memastikan ketersediaan pangan.
Lalu, subregional IMT-GT juga berpotensi besar untuk mengembangkan ekonomi halal. Sehingga, Pokja Produk dan Layanan Halal didorong untuk memfasilitasi sertifikasi halal dan memanfaatkan inovasi berbasis digital dan sains dalam memajukan industri halal subregional.
Untuk transportasi, dilakukan percepatan pembangunan jalan penghubung CIQ Sadao-ICQS Bukit Kayu Hitam, konektivitas maritim Ro-Ro Melaka-Dumai dan pembangunan jembatan kedua Rantau Panjang-Sungai Golok.
Para menteri juga sepakat bahwa transformasi digital dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi masyarakat dan ekonomi di subregional. Karenanya, forum berharap Pokja Transformasi Digital dapat mengembangkan infrastruktur digital dan inovasi digital, termasuk melaksanakan program pelatihan bagi UKM untuk lebih meningkatkan taraf hidup masyarakat di subregional.
“Pengembangan SDM akan terus dilakukan dengan memperkuat kapasitas tenaga kerja yang mengikuti permintaan pasar dan era Industri 4.0 melalui program pelatihan peningkatan keterampilan,” tutup Menperin Agus Gumiwang.