JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis bisa mencetak laba bersih lebih dari Rp40 triliun pada akhir tahun ini. Seperti disampaikan Direktur Utama BRI Sunarso.
"Saya sekarang optimis dan yakin seyakin-yakinnya pada akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp40 triliun," ujar Sunarso dalam Public Expose LIVE 2022 dikutip Antara, Rabu 14 September.
Hingga paruh pertama tahun ini, BRI secara konsolidasian telah meraih laba bersih Rp24,88 triliun, meningkat 98,38 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp12,54 triliun.
Penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat oleh BRI mampu tumbuh positif. Dari sisi pembiayaan, BRI Group berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau tumbuh 8,75 persen (yoy).
Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 15,07 persen, segmen konsumer tumbuh 5,27 persen, segmen korporasi tumbuh 3,76 persen, serta segmen kecil dan menengah tumbuh 2,71 persen.
Portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,81 persen dari Rp837,82 triliun pada akhir Juni 2021 menjadi Rp920 triliun pada akhir Juni 2022. Hal itu menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik menjadi sebesar 83,27 persen.
Dalam hal penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), hingga semester I 2022, DPK BRI tercatat tumbuh 3,7 persen menjadi Rp1.136,98 triliun. Dana murah atau CASA menjadi pendorong utama pertumbuhan DPK BRI, di mana secara tahunan meningkat sebesar 13,38 persen. Apabila dirinci, giro tercatat tumbuh 25,63 persen dan tabungan tumbuh 8,32 persen.
BACA JUGA:
Secara umum saat ini proporsi CASA BRI tercatat 65,12 persen, meningkat signifikan dibandingkan dengan CASA pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 59,56 persen
Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu Retno memperkirakan sampai dengan akhir 2022 kredit BRI akan tumbuh 9 persen hingga 11 persen.
"Kami estimasikan sampai dengan akhir tahun ini dengan melihat perkembangan situasi perekonomian terakhir, kami percaya masih bisa tumbuh BRI Group 9-11 persen. Tentunya driver pertumbuhan masih akan berasal dari segmen mikro dan ultra mikro yang mungkin tumbuh sedikit lebih tinggi dari total growth yang kita sampaikan proyeksinya 9-11 persen," ujar Vivi.
Sedangkan untuk marjin bunga bersih atau Net Interest Margin (NIM), Vivi memperkirakan NIM emiten berkode saham BBRI itu akan berada di kisaran 7,7 persen hingga 7,9 persen. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) diprediksi akan berada di kisaran 2,8 persen hingga 3 persen.