Bagikan:

JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyatakan berhasil mencatatkan nilai pemesanan SR017 mencapai Rp1,01 triliun. Jumlah itu setara dengan 133 persen dari target penjualan Rp750 miliar per 1 September 2022.

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, situasi ini membawa optimisme tersendiri bahwa nilai pemesanan akan terus bertumbuh hingga akhir periode penawaran.

“Larisnya penjualan SR017 menjadi bukti bahwa pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi semakin meningkat. BRI selaku mitra terus mengoptimalisasi literasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap produk SBN yang diterbitkan oleh pemerintah,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Rabu, 7 September.

Menurut Handayani, sinyal positif ini sangat membantu dalam meningkatkan penyerapan investasi pada sisi domestik.

“Kami terus membuka penawaran Sukuk Ritel SR017 sejak 19 Agustus 2022 hingga 14 September 2022,” tuturnya.

Handayani menambahkan, capaian apik yang dibukukan tidak lepas dari strategi bisnis dengan digitalisasi.

“Inisiatif yang ditempuh memberi kemudahan dalam penyediaan kebutuhan layanan digital banking sehingga menjadi solusi holistik bagi nasabah,” tegas dia.

Sebagai informasi, aplikasi digital BRI, yakni BRImo telah dilengkapi fitur Surat Berharga Negara (SBN) yang memudahkan nasabah dalam melakukan pembelian SBN Ritel dan melakukan pengecekan status kepemilikan.

Adapun, investasi SR017 sendiri menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat karena kemudahan dan harganya yang terjangkau. Mulai dari Rp1 juta, masyarakat sudah bisa membeli SR017. Sementara nilai maksimum pembelian berada di angka Rp5 miliar.

“Tingginya minat investor terhadap SR017 karena dinilai Surat Berharga syariat Negara (SBSN) Ritel ini menawarkan imbal hasil tertinggi dibandingkan SBN Ritel seri sebelumnya sepanjang 2022,” kata dia.

Selain itu, imbal hasil SR017 ini memberikan imbal hasil 5,9 persen per tahun dan jatuh tempo hanya 3 tahun pada 10 September 2025. Terakhir, SR017 ini juga memiliki karakteristik rendah risiko serta dijamin oleh negara sehingga memiliki risiko gagal bayar yang nyaris tidak ada.