Bagikan:

JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menyatakan bahwa transformasi berkelanjutan yang konsisten menjadi pendorong utama kinerja positif perseroan pada kuartal III 2022.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan perseroan senantiasa mengacu pada transformasi cetak biru BRIvolution 2.0 yang diterapkan sejak awal pandemi.

“Panduan tersebut membawa kami pada pencapaian laba bersih Rp39,3 triliun atau tumbuh triple digit sebesar 106,4 persen year on year di sembilan bulan pertama tahun ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Senin, 21 November.

Menurut Sunarso, transformasi berkelanjutan yang ditempuh menjadikan BRI menjadi lebih efisien sekaligus semakin fokus pada sektor UMKM sebagai backbone utama bisnis.

“Kami optimistis dapat terus tumbuh dan semakin tangguh dalam melihat peluang serta tantangan bisnis ke depan,” tuturnya.

Sunarso menambahkan, BRI tetap memasing target peningkatan kinerja namun dengan kewaspadaan yang tinggi. Oleh karena itu, sambung dia, jajaran manajemen bakal melanjutkan transformasi guna mempertahankan capaian prestasi yang prominen dan dapat terus tumbuh secara sehat dan makin tangguh.

Lebih lanjut, Sunarso berbicara menjelaskan pula BRI secara intens menumbuhkembangkan UMKM agar semakin meningkat.

“Ini bisa terlihat dari portofolio kredit UMKM BRI yang mencapai 84 persen dari total kredit,” imbuhnya.

Dia menjelaskan, kredit sektor UMKM yang dikucurkan perseroan pada kuartal III 2022 mencapai sebesar Rp935,8 triliun atau tumbuh 9,8 persen. Adapun, total kredit BRI secara konsolidasian mencapai RpRp1.111,4 triliun atau naik 7,9 persen.

Torehan itu membuat banknya terbesar di Indonesia ini mampu memperkuat aset menjadi Rp1.684,6 triliun pada kuartal III 2022. Hal ini diimbangi dengan rasio NPL BRI secara konsolidasian yang berada di level 3,09 persen.

“Komitmen kami untuk terus memperbesar porsi pembiayaan kepada segmen UMKM merupakan bukti nyata bahwa BRI untuk terus mendorong pemulihan dan pertumbuhan perekonomian nasional dan peran aktif dengan memberdayakan dan mendorong UMKM untuk terus tumbuh, maka akan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, mengingat 97 persen lapangan pekerjaan disediakan oleh segmen UMKM,” ungkap Sunarso.

Selain itu, Sunarso menyampaikan digitalisasi turut menjadi motor penggerak efisiensi dalam transformasi BRI. Melalui digitalisasi proses bisnis yang dituangkan dalam strategi hybrid bank, BRI mampu menekan operational cost serta menjangkau lebih banyak masyarakat yang selama ini belum tersentuh layanan keuangan formal.

“Sesungguhnya kunci dari capaian laba ini adalah kita berhasil mentransformasi liabilities kita sehingga bisa menurunkan biaya dana. Yang kedua adalah kita mentransformasi proses bisnis kita melalui digitalisasi, sehingga menurunkan biaya overhead,” tutup dia.