Bagikan:

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa pihaknya masih terus melanjutkan pembelian surat berharga negara (SBN) sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) jilid III yang berakhir pada 31 Desember 2022 mendatang.

“Hingga 15 November 2022 bank sentral telah menyerap SBN senilai Rp142,35 triliun,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) dikutip Minggu, 20 November.

Menurut Perry, pelaksanaan SKB III adalah komitmen BI dengan pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang sejalan dengan program pemulihan ekonomi nasional.

“Kami berpartisipasi dalam pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan dalam rangka penanganan dampak pandemi COVID-19,” tuturnya.

Sebagai informasi, SKB III 2022 menjadi kesepakatan terakhir Bank Indonesia dan pemerintah dalam upaya menanggung bersama keuangan negara (APBN) atau burden sharing. Adapun pada SKB III, otoritas moneter rencananya bakal menyerap SBN hingga Rp224 triliun.

Sementara untuk SKB I periode 2020 tercatat nilai realisasi SBN yang diborong BI mencapai Rp473,4 triliun. Lalu untuk SKB II tahun anggaran 2021 diketahui SBN yang dibeli sebesar Rp201 triliun.

Sebagai informasi, pelepasan SBN kepada bank sentral adalah strategi pemerintah untuk menekan biaya bunga ketimbang merilisnya kepada investor.

Diketahui bahwa SBN yang dipegang Bank Indonesia hanya memiliki rate interest sebesar minus 1 persen dari suku bunga acuan untuk dana yang ditujukan ke sektor belanja non-public goods.

Sementara untuk untuk belanja-belanja yang bertujuan untuk public goods ditetapkan tarif bunga 0 persen.

“Likuiditas yang masih longgar tersebut turut memberikan dorongan untuk pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tutup Gubernur BI Perry Warjiyo.