Dukung Transisi Energi, Ketua Komisi VII DPR Sarankan Pemerintah Beri Subsidi BBM RON Tinggi
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto memberikan opsi bagi pemerintah untuk mulai memberikan subsidi bagi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Research Octane Number (RON) tinggi.

Hal ini menyusul langkah pemerintah mengurangi emisi karbon dan mulai menggunakan energi bersih.

Sugeng menuturkan, saat ini pemerintah telah memiliki dasar aturan tentang Penerapan Bahan Bakar Standar Euro 4 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 20 Tahun 2017.

Dengan demikian, lanjut Sugeng, BBM yang dijual harus memiliki spesifikasi bensin dengan nilai oktan tinggi yakni RON 95-98 atau setara Pertamax Turbo yang dijual PT Pertamina (Persero).

"Permen lingkungan hidup 2017 sudah dirumuskan bahwa RON terendah sudah diatur bahkan idealnya, ke depannya sau jenis saja BBM di samping ada biosolar, satu BBM yang semakin tinggi ronnya semakin bagus dan itulah yang justru disubsidi," ujarnya dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin, 12 September.

Dengan demikian, lanjut Sugeng, masyarakat dapat memperoleh BBM yang ramah lingkungan dan sesuai dengan daya beli masyarakat karena telah diberi subsidi oleh pemerintah.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih membenarkan kabar Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang akan melarang penjualan BBM oktan rendah mulai 31 Desember 2022.

Hingga saat ini, hanya SPBU Vivo yang masih menjual BBM RON 89. Meski demikian, PT Vivo Energy Indonesia mengumumkan mulai tahun 2023 tidak lagi menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Revvo 89.

Untuk itu, perseroan akan menghabiskan persediaan Revvo 89 yang ada saat ini.

Melalui keterangan resminya, pihak manajemen menulis, untuk mematuhi kebijakan pemerintah, Vivo Energy Indonesia telah mengambil langkah‐langkah yang diperlukan untuk menghabiskan persediaan Revvo 89 pada akhir tahun ini.

"Pemerintah telah memutuskan untuk menghapus penjualan BBM beroktan rendah pada 31 Desember 2022," tulis manajemen Vivo dalam pernyataan resmi yang dikutip Selasa 6 September.