Bagikan:

JAKARTA – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan administrasi perpajakan saat ini menghadapi situasi yang sangat menantang di tengah lonjakan harga komoditas internasional.

Menurut dia, di beberapa negara yang harga komoditasnya sedang naik seperti di Indonesia, perpajakan menikmati windfall revenue yang cukup besar.

“Ada yang berbeda karena eksposur terhadap harga komoditas internasional. Sebagai negara produsen, kita akan berada dalam situasi yang sangat menantang untuk mengelola anggaran,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 1 September.

Menurut Suahasil, tantangan yang dialami negara komoditas seperti Indonesia adalah memastikan dan mengantisipasi volatilitas harga komoditas.

“Penting untuk tidak terbawa suasana, tetapi penting untuk sangat berhati-hati dengan perkembangan global pada harga komoditas,” tuturnya.

Suahasil menambahkan, jika negara-negara tertentu yang relatif rendah atau bahkan tidak memproduksi komoditas, maka tantangannya adalah mengelola pemungutan pajak dan mobilisasi sumber daya dalam negeri.

“Sehingga dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi, pemulihan ekonomi masing-masing negara. Pemerintah menilai ini adalah waktu yang sangat menantang dan sebenarnya bekerja sama akan sangat penting, akan memungkinkan kita untuk memaksimalkan semua pengetahuan untuk waktu yang akan datang,” jelas dia.

Lebih lanjut, wakil Sri Mulyani itu menekankan bahwa kerja sama perpajakan multilateral sangat monumental dan penting untuk terus didiskusikan di bawah G20 dan OECD.

“Dua pilar pajak internasional akan sangat penting bagi semua negara. Saya ingin mendorong pertemuan Asia Initiative untuk melanjutkan diskusi tentang itu,” kata Wamenkeu.

Suahasil menyampaikan pula pemerintah mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, seperti Asian Development Bank, Commonwealth Association of Tax Administrators, International Finance Corporation, the Study Group on Asia-Pacific Tax Administration and Research, dan World Bank atas semua dukungan dan komitmen berkelanjutan.

“Saya berharap kami dapat mempertahankan komitmen, strategi penting untuk waktu selama mungkin. Saya ingin mendorong agar diskusi dan kerja sama dapat terus berlanjut,” tegasnya.

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu menyelenggarakan the Second Asia Initiative Meeting pada 31 Agustus hingga 2 September 2022 di Bali.

Acara tersebut merupakan agenda high-level meeting dalam rangka membahas prioritas regional Asia di bidang transparansi perpajakan dan exchange of information.