JAKARTA - Maskapai penerbangan Pelita Air Service berencana menambah frekuensi penerbangan pada rute Jakarta-Bali (PP) seiring dengan penambahan armada pesawat baru.
Adapun penambahan frekuensi penerbangan ini berlaku mulai 9 September mendatang.
Sebelumnya, Pelita Air terjadwal terbang 3 kali dalam satu minggu menggunakan armada Airbus A320-200 kapasitas 180 kursi ekonomi.
Dengan adanya penambahan frekuensi penerbangan tersebut, maka totalnya akan ada 5 kali penerbangan dalam seminggu.
Direktur Utama PT Pelita Air Service Dendy Kurniawan mengatakan, penambahan frekuensi penerbangan ini dilakukan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan di dalam negeri seiring meningkatnya permintaan perjalanan udara. Khususnya dari Jakarta ke Bali.
"Dengan penambahan frekuensi terbang, kini masyarakat semakin banyak mendapatkan pilihan jam terbang bersama Pelita Air,” ujar Dendy dalam keterangannya, Senin, 15 Agustus.
Penambahan frekuensi Pelita Air ini, kata Dendy, akan dilakukan secara bertahap terhadap rute yang berpotensi memberikan kontribusi untuk perusahaan.
Optimalisasi performa dapat dilihat dari penambahan frekuensi penerbangan tidak hanya Jakarta-Bali PP, Jakata-Yogyakarta PP.
Namun juga merambah rute lain seperti Surabaya dan Balikpapan sampai dengan akhir tahun 2022.
Sekadar informasi, PT Pelita Air Service kembali menambah pesawat jenis Airbus A320.
Armada ini akan digunakan maskapai pelat merah tersebut untuk menambah frekuensi penerbangan.
Airbus A320 dengan nomor registrasi PK-PWD telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta sejak 6 Agustus 2022.
Dendy mengatakan, kedatangan pesawat ketiga Pelita Air kali ini merupakan bukti konkret perusahaan untuk terus mengembangkan bisnis layanan penerbangan berjadwal atau reguler flight.
BACA JUGA:
Seperti diketahui, sebelumnya PT PAS hanya melayani penerbangan carter. Namun, kini Pelita Air sudah melayani penerbangan reguler dan terbang perdana di awal tahun ini.
“Semoga dengan mendambanya anggota baru PK-PWD ini semakin menghidupkan semangat Pelita Air dalam memberikan kontribusi untuk menghidupkan industri penerbangan dan pariwisata di Indonesia, juga yang terpenting dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat di bidang jasa transportasi udara,” ujarnya.