Bagikan:

JAKARTA - Masyarakat beberapa dalam beberapa hari terakhir mengeluhkan ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite yang sering habis di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Untuk itu, anggota Komisi VII DPR RI Nurhasan Zaidi meminta Pertamina secara transparan menjelaskan ketidaksesuaian antara stok dan fakta mengenai ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite.

Padahal, kata dia, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, stok Pertalite tersedia hingga 15 hari ke depan dan akan terus diproduksi.

"Dari sisi volume penyediaan Pertalite, dari kuota sebanyak 23,05 juta liter Pertalite di tahun 2022, sampai bulan Juli ini sudah terpakai 16,8 juta kiloliter. Ini artinya masih ada sisa 6,25 juta liter lagi yang tersedia," ujarnya dalam keterangan kepada media, Senin 15 Agustus.

Dari segi ketersediaan ini, lanjutnya, dilihat dari tren konsumsi Pertalite, ia menilai sisa kuota ini tidak akan mencukupi sampai akhir tahun.

“Karena itu, saya mendesak pemerintah dan Pertamina harus sigap dalam mengambil tindakan dan segera mengambil langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan Pertalite ini," ungkap Nurhasan.

Nurhasan menyarankan agar dibuka opsi untuk menambah kuota Pertalite. Menurutnya, ketersediaan Pertalite yang cukup akan membantu masyarakat untuk bangkit lagi secara ekonomi.

"Daya beli masyarakat belum pulih sebagai dampak dari pandemi, sehingga jangan lagi dipersulit dengan kesulitan memperoleh Pertalite. Pertalite ini termasuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP). Sehingga, menjadi tanggung jawab penuh Pemerintah untuk memastikan ketersediaannya. Pemerintah dan Pertamina wajib membuat rencana cadangan (contingency plan) menghadapi berbagai skenario ke depan," pungkasnya.