Bagikan:

JAKARTA - Komisi VII DPR meminta PT Pertamina (Persero) melakukan optimalisasi kilang dalam negeri untuk menjaga stabilitas pasokan bahan bakar minyak (BBM) usai insiden kebakaran empat tangki kilang Balongan, Indramayu.

Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto mengatakan dengan optimalisasi kilang maka Pertamina tidak perlu menambah pasokan BBM dari luar negeri.

"Meskipun terjadi insiden di tangki T-301 Kilang Balongan, Pertamina tidak akan menambah impor BBM, dengan upaya itu" ujar Sugeng dalam keterangannya, Jumat, 9 April.

Sugeng berbicara soal kunjungan spesifik Komisi VII ke Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat, Kamis, 8 April. Dewan ingin  memastikan stok BBM nasional dalam kondisi aman.

Dari kunjungan tersebut, anggota DPR memperoleh gambaran komprehensif terkait data-data konseptual dari kondisi empiris di lapangan.

"Ini yang akan menjadi bahan dalam melakukan pengawasan secara baik dan akurat, tepat, serta mencarikan solusi," kata politikus NasDem itu.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, mengatakan pihaknya terus mengupayakan dan menjamin suplai BBM, avtur, dan elpiji dengan mengoptimalkan kilang-kilang dalam negeri sejak awal terjadi kebakaran. Di antaranya Kilang Cilacap dan Kilang Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

“Langkah berikutnya adalah reaktivasi dan recovery kilang karena yang terbakar adalah tangki saja, kilang tidak ada masalah. Kami akan segera melakukan reaktivasi Kilang Balongan," kata Nicke.

Dalam menjamin pasokan BBM nasional, Pertamina mendorong peningkatan produksi Kilang Cilacap sebesar 300 ribu barrel per hour (bph) dan Kilang TPPI sebanyak 500 ribu bph.

Bahkan, kata Nicke, Kilang Cilacap telah melakukan pengiriman perdana produk pertalite sebanyak 200 ribu barel melalui jalur laut, Senin, 5 April, guna memasok kebutuhan energi di wilayah Jabodetabek sebagai bagian dari skema alih suplai kebutuhan BBM. Seiring belum beroperasinya Kilang Balongan akibat insiden kebakaran.