JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendorong Pemerintah untuk lebih serius membangun kilang baru pasca kebakaran Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Ia menilai, kilang-kilang baru itu akan sangat berdampak terhadap jumlah produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional.
Menurutnya, pemerintah perlu bekerja ekstra lantaran selama ini pengembangan dan pembangunan kilang BBM tersebut masih sangat lamban.
“Hampir 25 tahun sejak pengoperasian RU VII Kasim di Papua pada 1997, dengan kapasitas 10 ribu barel per hari (bph), praktis tidak ada lagi pembangunan kilang minyak baru,” kata Mulyanto dalam keterangannya, Selasa, 30 Maret.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, dari total enam kilang yang ada, Pertamina menghasilkan BBM sebanyak 850-950 ribu bph, dengan kontribusi Balongan sebesar 16 persen dari total produksi kilang atau 125 ribu bph yang kemudian ditingkatkan menjadi 150 ribu bph.
BACA JUGA:
Saat ini, kata Mulyanto, Pertamina tengah meningkatkan kilang yang ada dan menambah dua kilang baru, yakni Kilang Tuban dengan kapasitas terpasang 300 ribu bph dan Kilang Bontang.
"Bila rencana ini sukses maka Pertamina akan mengolah minyak sebesar 2.2 juta bph dan mampu mencapai swasembada BBM pada 2023," kata politikus PKS itu.
Untuk itu, dia mendorong pemerintah agar mendukung Pertamina dalam penambahan kilang baru. Sebab menurutnya, kebakaran yang melanda Kilang Refinery Unit VI Balongan diperkirakan berdampak pada jumlah produksi BBM nasional, sehingga terpaksa harus melakukan impor.
"Pemerintah tidak boleh menunda-nunda dan kalah dari mafia impor minyak," tegas Mulyanto.