Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan potensi kehilangan produksi bahan bakar minyak (BBM) sekitar 400 ribu barel akibat terbakarnya tangki-tangki T-301G di Kilang Balongan, Indramayu, pada 29 Maret, dini hari.

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono mengatakan akibat tangki yang terbakar membuat perseroan harus mematikan (shutdown) operasional kilang tersebut yang saat ini memproduksi BBM dengan kapasitas 125 ribu barel per hari (BPH).

Lebih lanjut, Partamina juga memperkirakan upaya penormalan kembali Kilang Balongan membutuhkan waktu yang cukup lama yakni empat hingga lima hari.

"Kira-kira kehilangan produksi yang enggak bisa disuplai dari Kilang Balongan 400 ribu barel," katanya dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 29 Maret.

Untuk menggantikan peran Kilang Balongan sementara waktu, kata Mulyono, maka suplai BBM akan dipasok dari Kilang Cilacap dan Kilang Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI).

Menurut Mulyono, Kilang Cilacap produksinya bisa ditingkatkan hingga 300 ribu barel dan TPPI bisa ditingkatkan produksinya sebanyak 500 ribu barel.

"Dari Cilacap akan dibawa dengan kapal disuplai langsung dari Tanjung Priok. Sedangkan dari TPPI akan disuplaikan lewat Terminal BBM Balongan," tuturnya.

Mulyono menjamin, stok BBM nasional saat ini sangat aman, meskipun terjadi insiden di Kilang Balongan. Artinya, stok BBM Pertamina masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Lebih lanjut, Mulyono memaparkan bahwa stok gasoline tercatat ada 10,5 juta barel dan diperkirakan cukup untuk 27 hingga 28 hari ke depan.

"Jadi tidak ada masalah untuk gasoline karena permintaan 390 Mb atau 62,5 ribu kiloliter," ujarnya.

Sementara itu, kata dia, untuk stok solar tersedia 8,8 juta barel atau cukup untuk 20 hari ke depan. Sedangkan Avtur masih tersedia 3,2 juta barel atau cukup untuk 74 hari konsumsi.

"Jadi sekali lagi, tidak perlu panik. Stok sangat banyak. Sangat berluber. Ini karena kondisi belum normal jadi konsumsi belum banyak," ucapnya.

Mulyono berujar kilang Balongan selama ini melayani Balongan, Cikampek dan Plumpang. Sedangkan untuk Plumpang disuplai melalui pipa, sehingga stoknya tidak tinggi karena setiap saat bisa dipompa dari terminal BBM Balongan.

Untuk Plumpang, stok gasoline cukup untuk 12 hingga 13 hari ke depan dan solar 13 hari ke depan. Sedangkan Cikampek stok gasoline cukup untuk 13 hari dan solar 10 hari.

Sedangkan, kata Mulyono, untuk Balongan stok gasoline juga cukup. Bahkan cukup untuk di atas 10 hari dan solar cukup untuk di atas 20 hari.