JAKARTA - Produsen susu dan yoghurt milik konglomerat Bambang Sutantio, PT Cisarua Mountain Dairy Tbk (CMRY) alias Cimory, menyatakan akan fokus untuk melakukan ekspansi pada pasar domestik. Perseroan ingin menjaga harga produk atau average selling price (ASP) dengan stabil sebagai salah satu strategi ekspansi.
Direktur Cimory Bharat Shah Joshi mengatakan CMRY tidak akan menaikan harga produk dalam waktu dekat dan lebih memilih untuk melihat kondisi perekonomian dalam jangka panjang.
"Strategi masih jangan menaikkan harga," ujar Bharat dalam acara dalam "Emiten Talk", di Jakarta, Kamis 11 Agustus.
CMRY telah mempersiapkan dana untuk melakukan ekspansi usaha tahun ini. Namun, direksi CMRY menyebut rencana ekspansi akan melihat bagaimana pola konsumsi dari pelanggan dengan adanya pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Bharat menyebut dengan mulai dibukanya pusat perbelanjaan pasca pemulihan ekonomi dapat meningkatkan penjualan. Dari Rp1,18 triliun dana capex, sebanyak 50 persen telah digelontorkan untuk melakukan ekspansi.
Bharat menyebut rencana ekspansi CMRY adalah meningkatkan kapasitas untuk jangka panjang untuk berbagai produk mulai dari susu, yoghurt, dan consumer goods. Produk consumer goods tersebut berupa sosis, chicken nuggets, dan bakso di bawah merek Kanzler.
"Sebenarnya ini pengeluaran untuk 3-4 tahun ke depan," ungkapnya.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, CMRY mencetak laba sebesar Rp581,11 miliar pada triwulan II 2022 (laporan tidak diaudit). Bharat sebelumnya mengatakan sejauh ini, penetrasi produk olahan susu dan daging yang diproduksi Cimory baru menjangkau Jawa-Bali dan sebagian Sumatra.
CMRY mendapatkan hasil bersih initial public offering (IPO) sebanyak Rp3,58 triliun di akhir tahun lalu. CMRY melaporkan telah menggunakan sebanyak Rp825,5 miliar dana dari hasil IPO. Dana tersebut digunakan untuk belanja modal, ekspansi saluran distribusi, serta untuk modal kerja operasional dan kegiatan lainnya.
Rinciannya, Cimory menggunakan belanja modal untuk penambahan kapasitas produksi sebesar Rp533,9 miliar, dari rencana penggunaan dana menurut prospektus sebesar Rp1,18 triliun. Dana ini direalisasikan dalam bentuk perluasan pabrik dan pembelian mesin.