Bagikan:

JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra optimistis mayoritas kreditur akan menyetujui proposal perdamaian yang diajukan perusahaan.

Dikatakan Irfan, sejauh ini kreditur berkomitmen mendukung penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) lebih 50 persen.

"Level of confident kami hari ini sudah di atas 50 persen. Saya berharap level of confident ini naik seiring jam kerja," kata Irfan dikutip dari Antara, Jumat 17 Juni.

Sebagai proses PKPU, Garuda akan menghadapi tahapan pengambilan suara atau voting proposal perdamaian dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang direncanakan akan berlangsung hari ini.

Garuda Indonesia harus menghadapi voting atas proposal perdamaian yang sudah diajukan kepada para kreditur sejak akhir Desember 2021.

Setelah dilakukan voting, maka pengadilan akan mengambil putusan PKPU pada 20 Juni 2022.

Dalam proses pemungutan suara, lanjut Irfan, Garuda memiliki target untuk memperoleh suara 50 plus 1 persen dari total jumlah kreditur (headcount).

Selain itu, perlu mengejar 67 persen klaim dari kreditur non-preferen yang memiliki hak voting.

Pemungutan suara itu menjadi penentu kesepakatan perdamaian (homologasi) antara Garuda dan kreditur.

Oleh sebab itu, pihaknya akan memanfaatkan sisa waktu sebelum proses voting untuk bisa memaksimalkan diskusi dengan para kreditur agar mencapai persetujuan perdamaian.

"Kami tentu ketemu dengan banyak pihak secara langsung dan tidak langsung, untuk sama-sama melihat bahwa ini sebagai upaya yang positif," tutupnya.

Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie mengatakan, pengadilan dengan memberi kesempatan perpanjangan negosiasi ini merupakan indikasi ada keinginan kuat dari manajemen Garuda Indonesia maupun kreditur dan penyewa (lessor) pesawat untuk mencapai kesepakatan.

"Dengan itu semua, saya cukup optimistis bahwa mayoritas kreditur dan lessor akan menyetujui rencana bisnis dan pola pembayaran tunggakan hutang yang diajukan Garuda Indonesia dalam menyelesaikan kewajibannya," kata Alvin.

Alvin melihat manajemen Garuda Indonesia sudah membangun komunikasi yang terbuka dengan kreditur dan lessor.

Dari data yang ada, dirinya mengetahui bahwa Garuda Indonesia juga menyodorkan rencana bisnis yang cukup realistis, logis dan mengakomodir aspirasi dari para kreditur dan lessor.

Menurutnya, rencana transformasi manajemen dan proses-proses bisnis yang disampaikan oleh Garuda Indonesia pasca PKPU diharapkan akan membuat Garuda Indonesia menjadi lebih tangguh, efisien dan kompetitif di masa depan.