Bagikan:

JAKARTA – Duta Besar (Dubes) Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin disebutkan baru saja menemui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta.

Dalam rilis yang disiarkan hari ini, Dubes Hamianin mengungkapkan salah satu persoalan yang dihadapi pemerintahnya adalah kesulitan melakukan perdagangan internasional untuk komoditas penting seperti gandum.

“Imbas konflik adalah sulit melakukan ekspor gandum ke luar Ukraina. Sekitar 22 juta ton gandum tidak bisa lagi diekspor karena terhambatnya akses keluar masuk pelabuhan,” ujarnya.

Menurut Hamianin, hambatan tidak hanya terjadi pada jalur transportasi laut, tetapi juga untuk rute perjalanan darat.

“Kebanyakan pengiriman komoditi gandum tersebut menggunakan kapal laut, dan agak sulit mengirimkannya melalui jalur darat,” tuturnya.

Untuk itu, Hamianin berharap pemerintah RI dapat membantu pemerintah Ukraina untuk menghadirkan solusi komprehensif, mengingat pada tahun ini merupakan presidensi Indonesia di G20.

“Kami berharap agar G20 dapat mendorong upaya untuk mengakhiri konflik dengan segera. Ukraina percaya bahwa G20 bisa melakukan langkah – langkah strategis penyelesaian konflik yang diperlukan dengan mempertimbangkan kekuatan politik dan ekonomi yang dimiliki oleh negara – negara G20,” tegasnya.

Untuk diketahui, dari aspek perdagangan kedua negara mencatat tren yang cukup signifikan dalam kerja sama bilateral. Pada 2021 tercatat kenaikan perdagangan sebesar 22,83 persen atau setara 1,46 miliar dolar AS dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 1,26 miliar dolar AS.

Adapun, komoditas unggulan Indonesia yang diekspor ke Ukraina adalah minyak kelapa, kopra, dan margarin. Ukraina sendiri menempati peringkat ke-39 sebagai negara tujuan ekspor Indonesia serta peringkat ke-26 sebagai negara asal impor.

Komoditi impor terbesar Indonesia dari Ukraina adalah gandum yang tercatat sebesar 919,4 juta dolar AS dan saat ini terimbas dampak dari konflik.