JAKARTA - Rusia melakukan kejahatan perang dengan memblokir ekspor jutaan ton biji-bijian Ukraina, kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, saat para menteri luar neger blok tersebut menggelar pertemuan Hari Senin.
Ukraina adalah salah satu pemasok gandum teratas secara global, tetapi pengirimannya terhenti dan lebih dari 20 juta ton biji-bijian telah terperangkap dalam silo, sejak Rusia menginvasi negara itu pada Februari dan kemudian memblokir pelabuhannya.
Rusia menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan, menyalahkan sanksi Barat yang dijatuhkan pada Moskow yang telah menyebabkan lonjakan harga pangan global. Sementara, PBB memperingatkan risiko tentang kelaparan di negara-negara miskin yang sangat bergantung pada biji-bijian impor.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell meminta Rusia untuk membuka rute Laut Hitam yang penting, untuk mengekspor biji-bijian Ukraina dalam jumlah yang lebih besar.
"Orang tidak dapat membayangkan bahwa jutaan ton gandum tetap diblokir di Ukraina, sementara di seluruh dunia orang menderita kelaparan," katanya kepada wartawan saat ia tiba untuk pembicaraan di Luksemburg," ujarnya melansir Reuters 20 Juni.
"Ini adalah kejahatan perang yang nyata," tegas Borrell.
Sebelum, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada 8 Juni, tanggung jawab ada pada Ukraina untuk menyelesaikan masalah pengiriman biji-bijian, dengan mengurangi pendekatan ke pelabuhan Laut Hitamnya.
Lebih lanjut, Rusia sendiri menurut Menlu Lavrov tidak perlu mengambil tindakan karena telah membuat komitmen yang diperlukan.
Uni Eropa mendukung upaya PBB untuk menengahi kesepakatan untuk melanjutkan ekspor laut Ukraina, dengan imbalan memfasilitasi ekspor makanan dan pupuk Rusia, tetapi itu akan membutuhkan lampu hijau Moskow.
Sedangkan, Jerman dan negara-negara lain bekerja untuk memungkinkan pengangkutan biji-bijian melalui jalur darat untuk 'melepaskan' setidaknya sebagian dari panen saat panen baru dimulai, saat sebagian dari panen lama masih disimpan di silo Ukraina.
Untuk diketahui, Kyiv memecahkan rekor panen biji-bijian dalam berat bersih pada tahun 2021, mencapai 84 juta ton, naik dari semula 65 juta ton pada tahun 2020.
BACA JUGA:
Sementara, tahun ini, petani telah menanam 14,2 juta hektar biji-bijian musim semi, turun dari 16,9 juta hektar pada tahun 2021 karena invasi Rusia, menurut Kementerian Pertanian Ukraina.
Terpisah, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan, Berlin mendukung Polandia dan Rumania dalam mengadaptasi jalur kereta api mereka, untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian melalui darat.
"Yang jelas pada akhirnya kita tentu tidak akan bisa mengeluarkan semua biji-bijian. Tetapi, jika kita hanya berhasil membebaskan sebagian saja, di berbagai rute, maka ini akan membantu kita menghadapi tantangan global ini," tandasnya.