Bagikan:

JAKARTA - Tujuh pemimpin negara Afrika dan Rusia mendesak PBB untuk mengambil tindakan untuk melepaskan pengiriman 200 ribu ton pupuk Rusia yang tertahan di pelabuhan Eropa agar bisa segera dikirim ke Afrika pada Jumat, 4 Agustus.

Dalam pernyataan bersama, yang diterbitkan di situs web Kremlin, presiden Komoro, Kongo, Mesir, Rusia, Senegal, Afrika Selatan, Uganda, dan Zambia "menyerukan langkah-langkah khusus untuk menghilangkan hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, sehingga memungkinkan pelanjutan implementasi penuh inisiatif Laut Hitam."

"Para pemimpin juga meminta PBB untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk melepaskan 200 ribu ton pupuk Rusia yang diblokir di pelabuhan Uni Eropa untuk segera dikirim secara gratis ke negara-negara Afrika," katanya dikutip dari ANTARA.

Dalam pernyataan tersebut, mereka juga menyebutkan prakarsa perdamaian Afrika yang akan dilanjutkan demi "membuka pintu menuju perdamaian."

Pada Juni, para pemimpin Afrika mengunjungi Rusia dan Ukraina dalam upaya untuk mengakhiri perang, yang telah berlangsung sejak Februari 2022.

Pembahasan tentang prakarsa perdamaian Afrika juga sempat dibahas di sela-sela KTT ke-2 Rusia-Afrika yang diadakan di St. Petersburg pada 27-28 Juli.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya telah menjanjikan akan memasok biji-bijian secara gratis ke Afrika setelah Moskow memutuskan menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.

Moskow menangguhkan partisipasi dalam perjanjian tersebut karena ada beberapa tuntutan mereka yang hingga kini belum terpenuhi, yaitu menghapuskan hambatan ekspor pupuk Rusia dan mengembalikan bank pertanian Rusia ke dalam sistem pembayaran internasional SWIFT.