JAKARTA - Eratani, sebuah perusahaan rintisan di bidang pertanian resmi memperoleh pendanaan awal sebesar Rp23 miliar.
Dukungan investor terhadap Eratani ini membuktikan kepercayaan yang kuat bahwa Eratani dapat membawa terobosan baru bagi industri dan mendorong pertumbuhan sektor pertanian.
CEO sekaligus Founder Eratani Andrew Soeherman mengungkapkan, dana tersebut diterima dari 29 investor yang dipimpin oleh Trihill Capital, diikuti dengan Kenangan Fund dan Kopital Network.
Turut terlibat dalam investasi ini sejumlah investor seperti Edward Tirtanata selaku Co-Founder dan CEO Kopi Kenangan, James Prananto dan Cynthia Chaerunnisa selaku Co-Founder dan CMO dari Kopi Kenangan, Benedicto Haryono selaku Co-Founder dan CEO Koinworks, John Marco Rasjid selaku Co-Founder dan CEO dari Sociolla, Vidit Agrawal selaku Founder dan CEO Gaji Gesa, dan beberapa prominent angel investor lainnya.
"Dana segar tersebut rencananya akan digunakan sepenuhnya untuk membangun ekosistem dan supply chain, memperkuat ekspansi dan penetrasi di seluruh penjuru pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, serta mengembangkan Super App Eratani, platform berteknologi tinggi, yang dikhususkan bagi petani Indonesia," ujar Andrew dalam keterangan resminya, Sabtu 4 Juni.
BACA JUGA:
Lebih jauh, Andrew menambahkan, super App Eratani ini diciptakan dengan harapan mampu menjawab kebutuhan petani melalui digitalisasi pertanian, memberikan kemudahan akses permodalan, edukasi pengolahan lahan, sarana produksi pertanian, dan pengelolaan hasil panen.
Rencana ini terus memperkokoh misi Eratani untuk menyejahterakan petani di Indonesia.
"Salah satu alasan yang membuat investor tertarik pada Eratani sebagai start-up agritech adalah model bisnisnya yang berbeda, dimana Eratani fokus pada seluruh proses pertanian dari hulu (upstream) hingga hilir (downstream)," lanjut Andrew.
Hal ini, kata dia, memberi nilai kompetitif yang berbeda di mata para investor karena di masa depan akan banyak terobosan baru di industri pertanian yang bisa dilakukan oleh Eratani, apalagi bila dibandingkan startup atau aplikasi lain yang hanya berfokus di proses hilir (downstream).
"Dengan kepercayaan dari investor, kami ingin melakukan ekspansi di pulau Jawa, merekrut talent potensial, dan mengembangkan teknologi yang kami miliki dan menjadikannya sebagai aplikasi yang modern, adaptable, dan user friendly bagi petani di seluruh Indonesia,” bebernya.
Sektor pertanian hingga saat ini masih menjadi pilar utama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, khususnya para petani itu sendiri.
Data BPS tahun 2020 menunjukkan 46,30 persen dari data sumber penghasilan utama yaitu jumlah rumah tangga yang tergolong miskin di Indonesia, sebagian besar ternyata berasal dari sektor pertanian.
Eratani saat ini telah memiliki lebih dari 5.000 petani binaan yang tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Setiap petani binaan yang tergabung pada program Eratani dapat menikmati berbagai layanan mulai dari kemudahan akses pada pembiayaan, kebutuhan sarana produksi pertanian, hingga pengelolaan hasil panen.