JAKARTA - Pembahasan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2023 dalam Sidang Paripurna DPR hari ini berjalan lancar. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani selaku representatif pemerintah mengungkapkan rasa terima kasih atas kontribusi yang diberikan oleh parlemen.
“Atas nama pemerintah, kami menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua fraksi DPR atas berbagai masukan, saran, dan pandangan yang konstruktif serta persetujuan dari seluruh fraksi untuk melanjutkan pembahasan dalam menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2023,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Selasa, 31 Mei.
Menurut Menkeu, pemerintah dan DPR memiliki pemahaman yang sama bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
“Dari sisi domestik, kami memandang bahwa prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat. Berkaca pada efek periode terjadinya commodity boom pada tahun 2011 dan tahun 2012, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi terutama dengan memanfaatkan harga komoditas yang tinggi serta akselerasi transformasi ekonomi,” tuturnya.
Sementara itu, dari investasi publik, Menkeu mengatakan bahwa keberlanjutan proyek-proyek strategis nasional serta pengembangan IKN Nusantara akan mendorong pertumbuhan investasi sekaligus menciptakan stimulasi aktivitas investor sektor swasta di masa depan.
Menkeu menambahkan, membaiknya fungsi intermediasi di sektor keuangan yang ditandai dengan peningkatan pertumbuhan kredit perbankan juga akan mendorong aktivitas investasi.
“Di sisi lain, dorongan dan konsumsi masyarakat juga akan semakin menguat seiring dengan perbaikan tingkat kesejahteraan. Jenis konsumsi yang sempat tertekan pada masa pandemi, seperti konsumsi pakaian, sepatu, maupun terkait leisure, seperti pariwisata dan kunjungan ke pusat-pusat rekreasi, mulai pulih dan diperkirakan terus meningkat pada tahun ini dan tahun depan,” jelas dia.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, bendahara negara menerangkan jika akselerasi transformasi ekonomi diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dan inklusif pada kinerja pertumbuhan Indonesia. Menkeu mengatakan, hal ini ditempuh dengan terus mendorong implementasi agenda reformasi struktural, yaitu peningkatan kualitas SDM, percepatan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan regulasi dan birokrasi.
“Upaya penguatan hilirisasi dan revitalisasi industri akan mendorong peningkatan kinerja sektor manufaktur, sementara pengembangan ekonomi digital akan memacu kinerja sektor jasa modern, khususnya sektor perdagangan serta informasi komunikasi,” ucapnya.
Berikut adalah beberapa asumsi makro yang disepakati dalam pembahasan RAPBN 2023.
pertumbuhan ekonomi: 5,3 persen hingga 5,9 persen
Inflasi: 2,0 persen hingga 4,0 persen
Nilai tukar rupiah: Rp14.300 hingga Rp14.800 perdolar AS
Tingkat suku bunga SBN 10 Tahun: 7,34 persen hingga 9,16 persen
Harga minyak mentah Indonesia: 80 dolar AS hingga 100 dolar AS perbarel
Lifting minyak bumi: 619.000 – 680.000 barel perhari
Lifting gas: 1,02 juta hingga 1,11 juta barel setara minyak perhari