Bukti Kelestarian Bumi Ada di Tangan Indonesia: Pimpin G20, GCRG dan COP26 untuk Isu Lingkungan
Ilustrasi (Foto: Dok. Kemenkeu)

Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Indonesia memainkan peranan penting dalam menentukan masa depan kelestarian lingkungan di bumi.

Menurut Airlangga, dalam Presidensi G20 Indonesia berkomitmen untuk mendorong transisi energi. Upaya ini kemudian menjadi salah satu tema utama karena seluruh negara yang terlibat ingin mencapai kesepakatan global dalam upaya memitigasi dampak buruk perubahan iklim untuk generasi mendatang.

“Dalam forum G20, Indonesia akan memperkenalkan skenario negara untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) yang disebut National Grand Energy Strategy (GSEN) yang mencakup rencana transisi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan atau EBT,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Kamis, 26 Mei.

Airlangga menambahkan, dengan terus berkembangnya isu perubahan iklim, yang salah satunya disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang dominan sehingga menimbulkan emisi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer bumi. Pada saat yang sama, dunia saat ini berada dalam terpaan krisis pangan, energi, dan keuangan yang dipicu oleh gejolak konflik di Ukraina.

“Penting bagi kita untuk mengenali situasi yang dihadapi, serta perlu memastikan bahwa kita sudah menyeimbangkan permintaan saat ini untuk energi konvensional, sambil tetap berkomitmen pada upaya transisi energi,” tuturnya.

Airlangga juga mengungkapkan soal gelaran COP26 akhir tahun lalu, Indonesia membuat komitmen iklim baru dengan menetapkan target NZE pada 2060 atau lebih awal.

“Permintaan dan potensi energi terbarukan di Indonesia semakin meningkat. Data menunjukkan bahwa Indonesia memiliki penambahan energi terbarukan yang konsisten dalam bauran energi secara keseluruhan. Hal ini tentunya merupakan perkembangan positif dalam pergeseran penggunaan energi di Indonesia menjadi energi hijau,” jelas dia.

Lebih lanjut, Airlangga menyebut jika transisi energi akan membutuhkan sejumlah besar investasi. Untuk mendorong hal ini, Indonesia akan memainkan peran penting dalam menerapkan pembiayaan hijau dan berkelanjutan yang inovatif, sekaligus memastikan jalur investasi yang tepat.

“Indonesia juga mempertimbangkan untuk menyiapkan skema-skema inovatif dalam hal harga karbon, termasuk mekanisme pasar dan nonpasar,” tegas dia.

Seiring bergesernya isu pandemi menuju pemulihan ekonomi pasca pandemi, Menko Airlangga menyatakan saat ini adalah momentum tepat untuk bersama-sama mengambil kebijakan strategis pemulihan ekonomi sekaligus melakukan transisi energi.

“Melalui momentum Presidensi G20, GCRG, COP26, dan lainnya, Indonesia akan berada di posisi sentral yakni dengan ikut mengatur transisi energi,” tutup Menko Airlangga.