Raup Pendapatan Bunga Rp258,94 Miliar, Bank Milik Konglomerat Hary Tanoesoedibjo Ini Bukukan Laba Rp8,21 Miliar di Kuartal I 2022
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp8,21 miliar pada kuartal I 2022. Laba bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo tersebut melesat 170 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan kuartal I 2021 yang sebesar Rp3,04 miliar.

Dalam publikasi keuangan perseroan, dikutip Rabu 25 Mei, laba Bank MNC ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga sebesar 12 persen yoy dari Rp230,74 miliar menjadi Rp258,94 miliar pada posisi Maret 2022.

Sementara itu, beban bunga Bank MNC menyusut 24 persen yoy, dari Rp140,83 miliar menjadi Rp106,98 miliar pada kuartal I 2022. Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank MNC tumbuh 69 persen yoy menjadi Rp151,96 miliar dari semula Rp89,91 miliar.

Selanjutnya, Bank MNC mencatat kredit yang diberikan juga mengalami pertumbuhan sebesar 24 persen yoy. Kredit yang diberikan naik dari Rp7,14 triliun per Maret 2021 menjadi Rp8,87 triliun pada posisi yang sama 2022.

Selain laba bersih, total aset yang dimiliki BABP juga tercatat naik 19 persen yoy, dari Rp11,13 triliun menjadi Rp13,22 triliun. Adapun dari sisi penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), Bank MNC mengalami kenaikan sebesar 24 persen yoy, dari Rp8,39 triliun menjadi Rp10,43 triliun.

Kenaikan DPK berasal dari dana murah (current account saving account/CASA) yang melonjak 60 persen yoy, dari Rp2,05 triliun menjadi Rp3,28 triliun. Untuk modal inti (tier 1), Bank MNC mengalami kenaikan sebesar 74 persen yoy.

Tier 1 yang dimiliki Bank MNC tumbuh dari Rp1,17 triliun menjadi Rp2,04 triliun per Maret 2022. Lalu dari sisi rasio keuangan, rasio NPL Bank MNC tercatat turun yang berada di level 4,77 persen (gross) dan 3,18 persen (net) di posisi 31 Maret 2022.

Adapun, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing menjadi 0,32 persen dan 1,61 persen. Pada pos net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) masing-masing sebesar 5,05 persen dan 97,21 persen pada posisi 31 Maret 2022.