Bagikan:

JAKARTA - Anak usaha MNC Grup milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) mencatatkan kinerja yang positif di tahun 2021 lalu. Perseroan mampu membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp2,73 triliun.

Dalam keterangan resmi BCAP, dikutip Selasa 19 April, pendapatan perserian pada 2021 terutama berasal dari bunga dan dividen sebesar Rp1,53 triliun atau setara dengan 56,0 persen dari total pendapatan, diikuti oleh pendapatan pasar modal sebesar Rp434 miliar, kemudian pendapatan premi bersih sebesar Rp372 miliar. Kontributor pendapatan BCAP tertinggi berasal dari MNC Bank, menghasilkan 50,7 persen dari total pendapatan konsolidasi.

Kemudian disusul oleh MNC Finance 10,7 persen, MNC Insurance 10,5 persen, MNC Life 9,9 persen, MNC Sekuritas 9,8 persen, MNC Leasing 5,5 persen dan MNC Asset Management 1,3 persen, Flash Mobile 0,8 persen, dan MNC Teknologi Nusantara 0,8 persen.

Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menjelaskan perseroan telah memberikan hasil yang luar biasa pada tahun 2021 di tengah COVID-19.

"Perseroan terus meningkatkan inisiatif digitalisasi, berhasil meluncurkan dan melakukan rebranding layanan untuk meningkatkan jangkauan nasabah dan meningkatkan pengenalan merek," jelas Hary Tanoe.

Pada 2021, emiten berkode BCAP ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan digital dari hanya Rp72 miliar pada 2020 menjadi Rp145 miliar pada tahun 2021, menjulang signifikan sebesar 100,5 persen. Laba sebelum pajak meningkat 97,4 persen dari Rp85 miliar pada 2020 menjadi Rp167 miliar pada 2021 dengan margin meningkat hampir dua kali lipat menjadi 6,1 persen dari 3,2 persen tahun 2020.

BCAP juga membukukan laba bersih sebesar Rp147 miliar pada 2021, naik 124,6 persen dari Rp66 miliar pada tahun penuh 2020 yang berarti peningkatan marjin laba bersih yang signifikan dari 2,5 persen menjadi 5,4 persen. Sedangkan total laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik perseroan tercatat sebesar Rp142 miliar.

"Di tahun 2022, perseroan akan tetap haus akan pencapaian yang lebih baik, melalui pendirian usaha baru, investasi, maupun kemitraan strategis. Kami ingin memastikan bisnis kami tidak hanya menguntungkan pemegang saham, tetapi juga sebagai agen perubahan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia," ujar Hary Tanoe.

Dari segi laporan posisi keuangan, perseroan mencatat kenaikan jumlah aset dari Rp19,1 triliun ke Rp21,65 triliun. Posisi liabilitas total naik 11,7 persen menjadi Rp15,64 miliar, dan jumlah ekuitas naik 17,9 persen dari Rp5,09 triliun menjadi Rp6,0 triliun.