JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia siap mengawal peningkatan investasi Amerika Serikat (AS) di Indonesia usai bertemu dengan 12 pimpinan perusahaan asal AS di Washington DC, AS, Kamis 12 Mei waktu setempat.
Pertemuan itu juga dihadiri Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Duta Besar RI untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, dan Ketua Umum Hipmi Mardani H Maming.
Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu 14 Mei, Bahlil menegaskan bahwa pemerintah Indonesia sangat terbuka terhadap investasi yang kolaboratif dan mendorong pemerataan ekonomi.
Ia juga menjelaskan salah satu kebijakan pemerintah saat ini yaitu mewajibkan adanya kolaborasi antara investasi asing dengan pengusaha nasional, terutama pengusaha lokal dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah di mana investasi tersebut berada.
"Kami berpendapat bahwa sebuah investasi yang berkembang itu harus dimanfaatkan oleh semuanya, serta dapat tumbuh dan besar bersama-sama," ungkap Bahli dikutip Antara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan bahwa salah satu fokus pemerintah Indonesia saat ini yaitu terkait dengan pengembangan ekosistem ekonomi hijau, melalui mekanisme transisi energi dari bahan bakar fosil menjadi energi terbarukan, restorasi ekosistem seperti hutan bakau, lahan gambut, dan hutan tropis.
Menurut Luhut, kebijakan nilai tambah yang diterapkan oleh Pemerintah Indonesia sejak tahun 2014 lalu tersebut memberikan dampak ekonomi yang positif, khususnya dalam situasi pandemi COVID-19.
"Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Indonesia menyambut baik adanya minat investor asing dalam sektor terkait dengan ekosistem ekonomi hijau tersebut, terutama pada mekanisme transisi energi dan kawasan industri, serta industri dengan nilai tambah," ujarnya.
Pimpinan perusahaan AS yang hadir bergerak di berbagai sektor, antara lain teknologi data center, minyak dan gas, farmasi dan kesehatan, energi terbarukan, smelter pertambangan, industri makanan, dan industri lampu LED.
Chairman, President, dan CEO Air Products Seifi Ghasemi menyampaikan apresiasinya atas dukungan Pemerintah Indonesia dalam memastikan investasi Air Products di Indonesia terealisasi.
"Kami sangat percaya bahwa Indonesia memiliki masa depan yang cerah utamanya karena populasi Indonesia yang masih muda dan dinamis, sumber daya alam yang melimpah, dan pemerintahan demokrasi yang progresif serta mendukung investasi dari berbagai negara," ungkap Seifi.
BACA JUGA:
Sedangkan, salah satu perusahaan yang juga turut hadir dalam pertemuan itu, Freeport MacMoran juga menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas kerja sama yang telah terjalin antara Freeport dan Indonesia selama 55 tahun sejak 1970-an.
President Freeport MacMoran Kathleen Quirk menyatakan bahwa Freeport mempunyai rencana investasi tembaga jangka panjang yang tengah berjalan.
"Kami sangat menghargai kolaborasi yang telah berjalan selama ini semakin kuat serta komunikasi yang semakin baik dan transparan. Kami berencana meningkatkan investasi kami di Indonesia dan merasa semakin optimis dalam bekerja bersama di masa mendatang," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi asal Amerika Serikat sejak 2000 sampai dengan 2021 telah mencapai 19,5 miliar dolar AS.
Khususnya 2021, investasi asal Amerika Serikat mengalami peningkatan tajam sebesar 234 persen dari tahun sebelumnya dengan total nilai investasi sebesar 2,5 miliar dolar AS dan berada pada peringkat keempat. Salah satu sektor yang mendominasi investasi asal Amerika Serikat, yaitu sektor pertambangan, jasa, utilitas, industri kimia dan farmasi, serta industri makanan.