Bagikan:

JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya baru ditemukan pada anak-anak, belum pada orang dewasa.

Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI Dr Muzal Kadim, SpA(K) mengatakan, kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya tersebut paling banyak ditemui pada anak di bawah usia 16 tahun.

"Sampai saat ini, yang ditemukan itu hanya pada anak. Jadi paling tua itu 16 tahun. Tapi anak itu sebenernya sampai 18 tahun, tapi ini yang tertua 16 tahun," tuturnya dalam diskusi virtual, Sabtu, 7 Mei.

Karena itu, kata Muzal, sejauh ini belum ditemukan adanya kasus hepatitis akut yang menjakiti orang dewasa. Kasus hepatitis akut ini menyerang anak-anak karena sistem imun dalam tubuhnya belum kuat.

"Terbanyak sebenarnya ditemukan di bawah 6 tahun," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Muzal juga memberikan cara untuk pertolongan pertama jika menemukan gejala mual, muntah disertai diare pada anak sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit. Salah satunya adalah memberikan air minum untuk mencegah dehidrasi.

"Kalau pertolongan pertama di rumah tentunya secara umum pada anak dengan diare, pertama ada demam bisa diberikan obat penurun demam. Lalu (mengatasi) muntahnya cukup sering bisa diberikan kalau di rumah anti muntah, supaya tidak dehidrasi. Lalu, minum harus cukup. Diare juga membuat dehidrasi. Pertolongn pertama di rumah air putih pun boleh," ucapnya.

Menurut Muzal, jika dengan penanganan pertama gejala yang dirasa sudah membaik tidak perlu dibawa ke rumah sakit. Namun, jika masih kondisi memburuk dapat dibawa ke rumah sakit.

"Kalau sama sekali menghilang dengan pertolongan pertama ya itu kemungkinan besar diare biasa yang kejadian endemis ya. Kalau masih sebaiknya dibawa ke RS. Dilihat saja kondisinya, kalau seger enggak perlu," jelasnya.

Sekadar informasi, fenomena hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya menjadi sorotan dunia setelah Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) menetapkannya sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) pada 15 April 2022. WHO menerima laporan 169 kasus di 12 negara, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, dalam dua pekan terakhir atau hingga 30 April 2022, dilaporkan tiga pasien anak meninggal saat dirawat di RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta, dengan dugaan hepatitis akut.