JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan bahwa saat ini telah ditemukan 21 kasus yang diduga terpapar hepatitis akut misterius. Meski demikian, saat ini Pemprov DKI masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait temuan itu.
"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun demikian, ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi.
Di antara 21 kasus itu, sebanyak 3 anak dilaporkan meninggal dunia saat dirawat di RSUP Cipto Mangunkusumo beberapa waktu lalu. Kemudian, kasus diduga hepatitis akut di Jakarta ini juga menjangkit orang dewasa.
"Yang harus diketahui ternyata hepatitis akut ini tidak hanya utnuk anak-anak bahkan juga orang dewasa. Sekarang Dinkes terus berkoordinasi, terus monitoring dan evaluasi bersama Kemenkes," ucap Riza.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyebut pihaknya tengah memperkuat sistem pelacakan kasus atau surveilans terhadap hepatitis akut. Hal ini merupakan upaya deteksi dini untuk segera menemukan kasus yang dicurigai hepatitis akut.
“Kami kuatkan sistem deteksi dini kita dengan penguatan sistem surveilans dan melokalisir kasus apabila ada,” kata Widyastuti kepada wartawan, Selasa, 10 Mei.
BACA JUGA:
Widyastuti menerangkan, surveilans yang saat ini ditingkatkan sebenarnya telah berjalan sejak tahun 2022. Selama ini, fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, hingga klinik menginvetarisasi 17 penyakit menular, salah satunya hepatitis, dari para pasiennya.
Data yang diinventarisasi ini segera dilaporkan kepada Dinas Kesehatan DKI untuk langsung dilakukan surveilans.
"Jadi ini sistem kewaspadaan dini yang kita bangun. Apapun penyakit menular yang berpotensi, itu harus kita tangkap sebagai informasi awal untuk dilakukan investigasi dan langkah-langkah pengamanan," tutur dia.