Muncul Kasus Diduga Hepatitis Akut di Tengah PTM, DPRD Sarankan Pemprov DKI Lakukan Ini
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI menemukan 21 kasus diduga orang terpapar hepatitis akut misterius di Jakarta ketika pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) digelar. Merespons hal ini, Komisi E Bidang Kesejahteraan Rakyat DPRD DKI Jakarta merekomendasikan sejumlah hal kepada Pemprov DKI.

Anggota Komisi E dari Fraksi PDIP DPRD DKI, Ima Mahdiah meminta Dinas Pendidikan bersama Dinas Kesehatan DKI bergerak cepat jika ada siswa yang memiliki keluhan dengan gejala hepatitis.

Namun, sebelum itu, Pemprov DKI harus melakukan edukasi mengenai penyakit hepatitis akut kepada semua warga sekolah termasuk orang tua para siswa.

"Ketika sudah mulai ada keluhan-keluhan siswanya, itu harus melaporkan kepada puskesmas setempat. Jadi, terdeteksinya busa lebih cepat. Di sini Pemprov DKI harus jemput bola, sosialisasi ke semua-semua sekolah apabila menemukan ciri-ciri yang mengarah kepada hepatitis," kata Ima kepada wartawan, Kamis, 12 Mei.

Kemudian, Ima menegaskan setiap sekolah harus bisa menjaga perilaku bersih dan sehat. Ima menyarankan agar para siswa membawa bekal masing-masing untuk menjaga higienitas makanan mereka.

"Anak-anak itu kalau bisa bawa makannya dari rumah. Jadi, kantin-kantin disekolah jangan dibuka dulu karena hepatitis ini masih meningkat," ucap Ima.

Terpisah, Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI Idris Ahmad meminta Pemprov DKI Jakarta mengeluarkan surat edaran panduan pencegahan hepatitis di lingkungan sekolah.

"Kasus hepatitis akut ini bertambah setiap harinya, kita harus siaga mencegah penularan di sekolah-sekolah yang mengadakan PTM 100 persen. Kami harap ada surat edaran kepada kepala sekolah yang berisi langkah-langkah pencegahan. Harus dievaluasi juga keputusan PTM 100 persen ini, jangan menunggu banyak kasus," ucap Idris.

Idris menuturkan bahwa upaya preventif ini penting dilakukan karena kasus hepatitis akut ini menular di kalangan usia anak-anak. Selain itu, Idris menilai pencegahan di ruang-ruang publik seperti tempat bermain, mall, penitipan anak dan tempat lain yang berpotensi ada penularan juga penting dilakukan.

"Bukan hanya di sekolah, di ruang publik juga harus ditingkatkan lagi kebiasaan hidup bersihnya. Saat ini kan sudah melonggar karena angka covid menurun," ujarnya.

Diketahui sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menuturkan bahwa saat ini telah ditemukan 21 kasus yang diduga terpapar hepatitis akut misterius. Meski demikian, saat ini Pemprov DKI masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait temuan itu.

"Data sementara ada 21 kasus yang diduga terkait hepatitis akut. Namun demikian, ini masih dalam proses penyelidikan epidemiologi," ungkap Riza.

Di antara 21 kasus itu, sebanyak 3 anak berusia dilaporkan meninggal dunia saat dirawat di RSUP Cipto Mangunkusumo beberapa waktu lalu. Adapun rentang usia kasus sebanyak 14 orang berusia di bawah 16 tahun dan 7 orang lainnya di atas 16 tahun.

Adapun 14 orang yang berusia kurang dari 16 tahun masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis (belum semua lengkap jenis pemeriksaan Hepatitis A-E), sehingga semua kasus masih berstatus pending clasification.

Sedangkan 7 org lain berusia 16 tahun lebih, sehingga tidak masuk kriteria WHO sebagai kewaspadaan hepatitis akut berat yang belum diketahui penyebabnya.