Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth meminta Pemprov DKI Jakarta untuk sigap segera melakukan upaya antisipasi terhadap penyebaran penyakit hepatitis akut misterius.

"Di samping itu, tetap melakukan upaya pengendalian COVID-19 dengan mencuci tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan," kata Kenneth, mengutip Antara, Sabtu, 7 Mei.

Kenneth menyebutkan upaya tahap awal adalah dengan cara melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pemprov DKI Jakarta, menurut Kenneth, harus melibatkan seluruh elemen dalam sosialisasi dan mengedukasi penyakit hepatitis akut misterius ini kepada masyarakat agar bisa menghentikan berkembangnya penyakit tersebut.

"Termasuk seluruh unsur yang terlibat sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ada di tengah masyarakat," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan DKI Jakarta itu.

Lalu, ucap anggota DPRD DKI Jakarta Komisi D itu, Pemprov DKI harus bisa memberikan perlindungan awal bagi masyarakat yang rentan dengan membantu memberikan kesediaan vitamin, dan makanan bergizi bagi ibu hamil, ibu menyusui, batita, balita, lansia dengan kategori ekonomi lemah.

"Pemprov DKI harus lebih waspada dan berikan upaya perlindungan kepada masyarakat rentan Jakarta seperti memberikan vitamin dan makanan yang bergizi. Dan saya imbau harus disiplin menerapkan PHBS," tutur Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (IKAL) PPRA Angkatan LXII itu.

Di sisi lain, Kenneth juga berpesan jika masyarakat menemui gejala yang mengarah ke hepatitis pada anak, segera periksa ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, agar segera bisa dilakukan observasi dan tindakan.

Selain itu, ia pun meminta seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di Jakarta untuk siap dan sigap dalam menangani pasien yang mengalami gejala hepatitis akut tersebut serta segera melaporkan ke Dirjen P2P Kemenkes RI melalui Dinkes DKI Jakarta.

"Saya minta fasilitas kesehatan harus menangani langsung bagi masyarakat yang mempunyai gejala-gejala seperti terjangkit hepatitis, jangan bertele-tele dan mempersulit," katanya.

Sebelumnya, hepatitis akut misterius di dunia yang menyasar anak-anak telah masuk di Indonesia, hingga merenggut nyawa tiga anak usia dua sampai 11 tahun yang dirawat di RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta.

Kemenkes telah mengeluarkan surat edaran (SE) tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya.

Sementara, WHO pertama kali menerima laporan, pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus hepatitis akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology), pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.