Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan konsumer dan makanan olahan, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) membukukan kenaikan penjualan pada kuartal I 2022. Namun laba bersih perusahaan milik konglomerat Jogi Hendra Atmadja ini turun signifikan seiring dengan membengkaknya beban bahan baku dan kemasan.

Dalam laporan keuangan Mayora, dikutip Sabtu 30 April, produsen permen merek Kopiko tersebut membukukan penjualan bersih sebesar Rp7,58 triliun pada kuartal I 2022. Penjualan bersih ini naik 3,41 persen dibandingkan dengan kuartal I 2021 sebesar Rp7,33 triliun.

Selama periode Januari-Maret 2022, penjualan Mayora ditopang oleh segmen makanan olahan dalam kemasan yang mencapai Rp4,45 triliun sebelum eliminasi. Penjualan makanan olahan dalam kemasan naik 12,54 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp3,95 triliun.

Di sisi lain, penjualan pada segmen minuman olahan dalam kemasan justru turun dari Rp3,64 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp3,56 triliun pada kuartal I 2022.

Berdasarkan segmen geografis, penjualan di pasar Indonesia yang menyumbang 59,68 persen dari total penjualan meningkat dari Rp4,35 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp4,52 triliun pada kuartal I 2022. Penjualan di pasar Asia juga naik dari Rp2,81 triliun pada periode Januari-Maret tahun lalu menjadi Rp2,90 triliun pada tahun ini.

Sementara itu, penjualan di pasar lainnya terkoreksi 8,32 persen dari Rp166,30 miliar menjadi Rp152,46 miliar. Pada saat yang sama, beban pokok penjualan Mayora tercatat naik 14,97 persen YoY, dari Rp5,16 triliun pada kuartal I 2021 menjadi Rp5,93 triliun pada kuartal I/2022.

Hal ini membuat laba kotor perusahaan turun 24,02 persen dari Rp2,17 triliun menjadi Rp1,65 triliun. Laba usaha Mayora juga turun dari Rp996,13 miliar pada Januari-Maret 2021 menjadi Rp441,53 miliar pada 3 bulan pertama 2022.

Penurunan ini seiring dengan meningkatkan beban usaha dari Rp1,17 triliun menjadi Rp1,21 triliun. Beban pengiriman yang meningkat dari Rp139,97 miliar menjadi Rp219,03 miliar menjadi penyebab kenaikan beban usaha.

Mayora tercatat membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp306,0 miliar. Laba bersih ini turun 62,81 persen YoY dari sebelumnya Rp822,87 miliar.

Adapun hingga akhir Maret 2022, MYOR mencatat kenaikan total aset menjadi Rp22,07 triliun, dari Rp19,91 triliun pada akhir 2021. Jumlah liabilitas perseroan juga naik dari Rp8,55 triliun di akhir 2021, menjadi Rp10,40 triliun pada akhir Maret 2022.

Sementara itu, total ekuitas Mayora naik tipis menjadi Rp11,67 triliun, dari Rp11,36 triliun.